Lihat ke Halaman Asli

Komaruzzaman

Menjadi jiwa pembelajar sampai akhir hayat

Penguatan Pendidikan Karakter melalui Entrepreneur Day Salsabila

Diperbarui: 2 Oktober 2018   19:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahun ini (TP. 2018/2019) dalam dunia pendidikan merupakan tahun implementasi kurikulum 2013 untuk kelas 2 dan 5 tingkat SD. Tahun berikutnya, sekolah sudah wajib menggunakan kurikulum 2013 secara keseluruhan, yaitu mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 6. Kurikulum 2013 diharapkan menjadi jawaban untuk kegalauan dunia pendidikan tahun-tahun sebelumnya, bahkan boleh jadi saat ini pun masih. Banyak siswa yang memiliki karakter preman, seperti tawuran, pemalakan, merokok dan lain sebagainya. Ada juga siswa yang melakukan tindakan asusila, dan lain sebagainya dalam fenomena dunia pendidikan.

Hal ini, -setelah diberlakukannya kurikulum 2013 secara keseluruhan-, diharapkan hal-hal tersebut dapat diminimalisir, jika tidak bisa dihilangkan sama sekali. Karena itu, tiga komponen penting dalam pendidikan harus dimaksimalkan, yaitu keluarga, masyarakat dan sekolah. Ketiga komponen ini wajib bekerjasama membangun cita-cita mulia untuk menggoalkan nilai-nilai pendidikan. Saling mendukung, mengingatkan dan menguatkan antara satu dengan lainnya.

Pendidikan karakter mengarahkan agar peserta didik terbiasa melakukan perbuatan-perbuatan baik, yang eksesnya dapat dirasakan sendiri terlebih lagi oleh orang banyak. Pendidikan karakter itu membentuk peserta didik berani dalam bersikap dan berucap yang benar, disiplin, tertib, jujur, bertanggungjawab dan mandiri. Khusus dalam selimut Islam, sebagaimana yang disinggung oleh DR. Adian Husaini, pendidikan karakter yang dimaksud adalah pendidikan akhlak mulia, dimana dasarnya harus subtansi dua kalimat syahadat dan tujuannya harus kepada Allah Ta'ala. Inilah pendidikan karakter yang sempurna, yang menjadikan Rasul sebagai uswah satu-satunya.

Sebagai upaya penguatan pendidikan karakter, SDIT Salsabila mengadakan program Enterpreneur Day, yang dahulunya disebut dengan Market Day. Pada kegiatan ini peserta didik diberikan pembelajaran tentang: 1). bagaimana melakukan transaksi yang baik dan benar, 2). bagaimana mengatasi persaingan dalam berwirausaha, 3). bagaimana berinteraksi dengan pembeli dan sesama penjual, dan 4). menanamkan kecintaan kepada Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wa sallam, karena beliau merupakan uswah umat manusia untuk hal apa saja, terutama ibadah.

Nilai pendidikan yang ingin ditransfer ke peserta didik pada kegiatan ini adalah: 1) mampu berinteraksi dengan baik, 2) berprilaku disiplin, tertib, jujur dan sabar, 3) bertanggung jawab dan mandiri, 4) memiliki jiwa pemberani, 5) memahami siroh nabawiyah dan lebih mencintai Nabi Muhammad dengan mengikuti jejak langkah beliau.

Melaksanakan program Enterpreneur Day di sekolah, selain maksud dan niat di atas, juga merupakan upaya mengetahui minat, bakat dan kemahiran peserta didik, dan lebih jauh dari itu upaya mempersiapkan peserta didik dalam persaingan dunia melalui perdagangan antara negara. Kenapa tidak? karena prinsip hidup dan juga prinsip dalam pendidikan adalah mempersiapkan untuk hal yang lebih jauh. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah surat al Hasyr:18 ".... wal tanzhur nafsun maa qaddamat lighad ..../ dan hendaklah setiap orang melihat/memperhatikan apa yang akan ia capai di hari kemudian....". Yang paling tertinggi yang harus diperhatikan adalah bagaimana nanti di akhirat.

Memohon kepada Allah, mudah-mudahan niat dan tujuan yang akan dicapai, diridhoi oleh Allah Ta'ala.
 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline