Lihat ke Halaman Asli

Menurunya Kinerja Pendidikan Sekolah Dasar Daerah Dusun Kedungklanting Akibat Pandemi Covid-19

Diperbarui: 25 Oktober 2021   18:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Covid 19 merupakan penyakit yang tergolong baru karena pada masalnya virus ini baru ada pada akhir Desember 2019. Menurut bidang kedokteran virus ini disebabkan oleh coronavirus yang awalnya ada pada binatang dan bermutasi sehingga berdampak pada manusia. Awal penyebaran virus corona atau yang lebih dikenal dengan sebutan Covid 19 bertitik di Wuhan, Cina lalu keseluruh dunia. Yang ditakuti oleh virus ini adalah dapat dengan muah menyerang dan merusak paru-paru yang banyak kejadianya berujung pada kematian selain itu juga cara penyebaranya yang mudah membuat gempar seluruh dunia.

Pada masa pandemi banyak sekali kerugian yang didapat baik itu sekala Nasional maupun Internasional. Penyebaran virus yang mudah membuat kebanyakan masyarakat membatasi interaksinya bahkan tidak jarang kita mendapaati sebuah desa seperti tempat mati tanpa penduduk. Selain dari sisi kemanusiaan, dalam hal pendidikan juga mengalami jalan buntu masa awal persebaran Covid.

Pendidikan di Indonesia terhambat total pada masa persebaran awal bukan hanya dari sekolahan tapi juga kampus setelah diumumkanya peraturan pemerintah mengenai pembatasan sosial besar-besaran (PSBB). Masa pandemi memberikan dorongan kepada dunia pendidikan untuk mempuat inovasi mengenai metode pembelajaran yang tentunya kita hidup Pada era modern. Setelah beberapa pecan libur, mulainya dilakukan pembelajaran alternatif online menggunakan media internet yang biasa kita sebut engan pembelajaran daring.

Meskipun metode pembelajaran daring merupakan hal yang paling realistis diterapkan, tapi tidak semua dareah mengalami ke-efektifan yang sama. Kendalanya beraneka ragam mulai dari persebaran jaringan internet tidak merata sampai keterbatasan alat elektronik yang dikenakan. Pada Dusun Kedungklanting, masalah inilah yang sering sekali dijumpai terutama pada anak jenjang pendidikan sekolah dasar.

Masalah pada pembelajaran jenjang SD daerah kedungklanting adalah dari kelengkapan media selanjutnya adalah keterbatasan koneksi internet. Kareana tidak memiliki Handphone pribadi anak-anak biasa meminjam dari orang tua mereka, bahkan ada yang membeli baru untuk berlangsungnya pendidikan padahal perekonomian masih sulit saat itu. Selain itu kondisi jaringan buruk juga menghambat dalam laju pendidikan. Pada awalnya, pembelajaran daring direncanakan menggunakan Video Meeting beberapa kali dalam sebulan. Karena adanya keterbatasan kedua hal tersebut metode ini ditiadakan dan hanya berfokus pada WhatsApp.

Keterbatasan sumber daya serta jaringan internet yang tidak merata tentunya tidak hanya dialami oleh Dusun Kedungklanting, tetapi banyak juga daerah yang bernasib sama di Indonesia pada jenjang SD. Meskipun telah memberikan dana bantuan paket data, itu hanya menyelesaikan satu masalah dari sekian banyak yang harus dihadapi pada pembelajaran daring. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran daring meskipun dapat dilaksanakan tetapi karena keterbatasan akan mengurangi ke-efektifan pembelajaran secara signifikan terutama pada jenjang sekolah dasar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline