Terinspirasi oleh tulisan seorang kompasianer mengenai Telomere, sebuah unsur di dalam struktur gen yang menentukan secara ilmiah usia seseorang, kali ini aku ingin melihat sisi usia manusia dari sudut pandang yang lain.
Setiap orang, tentu ingin berumur panjang. Secara kasat mata, umur panjang ditentukan oleh ‘berapa lama dia hidup’ di dunia yang fana ini. Berapa puluh tahun dia menghirup udara bumi ini. Sejarah seorang manusia akan terhenti manakala jantungnya berhenti berdetak. Baik atau buruk perangainya ketika hidup, itu urusan belakangan. Yang penting, secara kasat mata, dia hidup sekian tahun lamanya.
**
Secara lahiriah, patokan ‘kasat mata’ usia seseorang memang seperti itu. Yakni, seberapa lama dia hidup dan menghirup udara dunia. Namun, ada sebuah patokan ‘tidak kasat mata’ mengenai usia hidup seorang anak manusia. Mari kita mengupasnya bersama-sama.
Pernahkah kamu mengenal Isaac Newton atau Imam Ghazali? Masih hidupkah kedua orang itu? Ah, tentu saja mereka sudah meninggal. Bahkan, jauh sebelum kita lahir, bukan?
Tapi sepertinya, aku merasa bahwa kedua orang itu belum meninggal. Mengapa begitu? Sebab, aku sering menyebut kedua nama itu baik dalam forum ilmiah maupun forum spiritual. Newton, sang ilmuwan yang hebat, sering disebut namanya ketika semua orang sedang membicarakan semisal gaya dan energi, dua senarai di bidang fisika. Ghazali, sama juga. Idem dito. Perjalanan rohani, ilmu tasawuf dan hakikat pencarian kebahagiaan menuju Tuhan, juga selalu tak lepas dari petunjuk dan ucapan-ucapan ulama besar ini yang bisa dibaca melalui kitab-kitab gubahannya. Semua orang, juga sering membicarakan manusia ini.
Aku hanya menukil dua orang ini saja. Masih banyak yang lain. Masih banyak manusia di dunia ini yang selalu dibicarakan dan disebut namanya dimana-mana, bahkan jauh setelah orang itu meninggal. Serasa, orang-orang itu masih hidup saja. Padahal, tentu mereka sudah beristirahat di alam sana.
**
Ternyata, sudut pandang ini telah menyentuh relung-relung hati kita yang terdalam. Seorang manusia, jasadnya bisa lenyap di dalam tanah. Seorang manusia, rohnya bisa kembali kepadaNya. Tapi ternyata, usianya bisa ‘panjang’, bahkan bisa saja dia ‘tetap hidup’ sampai kiamat tiba.
Apa yang menyebabkan seseorang bisa seperti itu? Tentu saja karena dia mempunyai ilmu yang bermanfaat, yang dengan ilmu itu, dia sanggup memberikan pencerahan kepada semua orang. Temuannya menjadi dasar bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Fatwa-fatwanya mengandung kebenaran dan menyejukkan hati semua orang. Pikiran dan ucapannya berbuah manis, memberikan petunjuk kepada semua orang dalam mengarungi kehidupan ini.
Pendek kata, dia telah memiliki ilmu, menyebarkannya, dan telah memberi manfaat bagi kehidupan.
**
Pertanyaannya, mungkinkah kita bisa seperti mereka? Hmm.. ya jelas mungkin saja. Wong semua yang ada di dunia ini selalu memiliki nilai kemungkinan, meski itu kecil.
Lalu, caranya bagaimana?
Marilah kita mencoba menemukan caranya.
**
Semua manusia di muka bumi ini, mempunyai amanah untuk berkarya demi kehidupan yang lebih baik. Semua orang memiliki kemampuan untuk mengembangkan dirinya dan belajar terus menerus hingga maut menjemputnya. Alangkah baik kiranya jika kita juga melaksanakan amanah kemanusiaan itu. Apapun profesi dan pekerjaan Anda, silakan membuat prasasti karya kemanusiaan yang terbaik. Di bidang apa saja. Sains dan teknologi, sosial dan kebudayaan, politik dan hukum, bahkan teologi dan lingkungan hidup. Pendek kata, semua yang sedang Anda tekuni sekarang.
Setelah itu, cobalah untuk berbagi dengan menuliskannya melalui media apapun. Seorang ilmuwan, tentu membagikan hasil penelitiannya melalui jurnal atau karya ilmiah. Seorang guru, tentu membagikan pengetahuannya melalui buku teks atau diktat. Seorang blogger, tentu akan membagikan kekayaan intelektualnya melalui blog atau media sosial. Apapun dan siapapun Anda, silakan berprestasi, dan bagilah ilmu pengetahuanmu yang bermanfaat demi kehidupan dan kemanusiaan.
Jika itu sudah kamu laksanakan, tentu tak akan menutup kemungkinan bahwa kamu akan berumur sangat panjang. Namamu akan dikenang dan selalu disebut orang. Tidak menutup kemungkinan, kamu akan menjadi manusia utama, yang telah sanggup membawa amanah kekhalifahan di muka bumi ini. Manusia yang benar-benar berumur panjang. Layaknya Newton atau Ghazali.
Bagaimana menurutmu??? [ ]
Salam Kompasiana,
Mr. President.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H