[caption id="attachment_103524" align="alignnone" width="266" caption="diunduh dari google"][/caption]
Judul tulisan yang menyentuh, bukan? Sebenarnya aku tak ingin menuliskan ini kecuali terpaksa. Wakaka..
**
Ya. Dia memang cantik. Tapi dia gendut. Dia gendut. Tapi kok cantik. Hmm.. kok dilematis banget sih?
Kulitnya putih mulus. Rambutnya hitam berurai, tak begitu panjang. Dagunya belah. Bulu matanya amat lentik dan konon tak perlu maskara lagi. Bola matanya menari-nari dengan lincah, bergabung dengan warna putihnya. Blalak-blalak. Widih.. manis dech..
Tapi mengapa tubuhmu sebesar itu? Beberapa orang, mengatakan bahwa satu tempat duduk penumpang becak, bisa kamu muati sendiri. Preman di ujung gang pernah menjulukimu gajah bengkak. Yang paling menyeramkan, ada yang pernah menyentilmu sebagai drum minyak tanah. Haduh..
**
Aku tahu, kamu juga sedang berjuang untuk diet. Pagi hanya sekeping roti dan segelas susu tanpa lemak. Jam sepuluh pagi, sepotong apel saja. Tapi konon, jam setengah dua belas siang kamu sudah tersiksa. Tak betah untuk menyantap makanan. Apalagi kalau lauknya ikan bakar dan sambal lengkap dengan lalapannya. Nasi sebakul? Bablas dech.. Wakaka..
Aku mencoba berempati kepadamu. Betapa sulitnya diet. Dan beberapa riset mengatakan bahwa kegemukan terkadang dominan oleh gen. Jadi, berat badan sulit sekali diturunkan jika ‘dari sononya’ memang sudah sulit untuk langsing.
**
Terkadang, aku masih agak lega jika bertemu dengan wanita yang tubuhnya gendut, tapi sudah menikah. Rata-rata mereka sudah tak begitu peduli lagi, olok-oloknya. Meskipun kutahu bahwa mereka juga diet ketat.
Tante Wenny, tetanggaku yang sebenarnya tak begitu gendut-gendut amat, tapi lumayan cantik salah satu contohnya. Kemarin, dia sempat bertemu denganku. Kami biasanya suka bercanda.
“Tan.. kok gendut sich?” tanyaku.
“Biarin.. yang penting kan udah laku..” jawabnya ringan.
“Dulu waktu masih belum kawin, tante juga gendut?”
“Ya enggaklah.. dulu itu.. tante dijuluki si lencir kuning, si langsing cantik dari dusun Tawangsari.. hehe..”
“Lha terus.. kok sekarang jadi gendut?”
“Ya iyalah.. udah turun mesin dua kali..”
“Kan bisa di tune up tante..”
“Ah.. tante malas buat tune up..”
“Kasihan suami tante..”
“Eh eh.. sok tahu kamu! Dari dulu, dia mah gak ada perubahan.. tetep nyosor aja sama tante kalau lagi pengin..”
“Hehe.. ”
“Cuman terkadang tante geram aja kalau dia suka olok-olok tante..”
“Memangnya, tante suka diolok-olok apa..?”
“Biasanya dia suka bilang kalau lama-lama tante mirip bedug masjid agung..”
Wakakakakaka..
**
Bagi yang sudah menikah, kayaknya problem gendut ini tak begitu menyeramkan lagi. Tapi bagi yang masih single? Haduh.. kok sepertinya memang keadaannya bisa beda.
Aku pernah punya teman cewek, cantik orangnya. Dia sudah menikah dan beberapa waktu lalu memintaku untuk mengenalkan adiknya dengan cowok. Soalnya, adiknya juga sudah waktunya menikah, tapi belum ketemu jodoh yang tepat. Aku berpikir, kakaknya aja cantiknya kayak gini, masa sih adiknya tidak secantik kakaknya.
Dan aku berkelakar kepadanya,”Masa sih adikmu belum dapat jodoh? Bukannya dia secantik kamu?” Hihi.. jadi penasaran. Kupikir, kalau dia mirip kakaknya, aku takkan mengenalkan dia dengan cowok lain. Mau kumakan sendiri aja. Wakakaka..
Singkat kata, aku secara tak sengaja bertemu dengan adiknya ketika dia mengajak adiknya itu jalan-jalan ke mall. Aku terkesiap. Terkejut bukan main. Ternyata adiknya genduuuuuuttttttt banget. Kupikir, nih kok mirip bohlam lampu raksasa aja. Aku berdoa dalam hati, moga-moga adiknya ini tidak bertemu dengan panitia idul qurban mushola annur. Soalnya, dagingnya cukup yummy kayaknya. Wakakakaka..
**
Nah, sepertinya aku harus bertemu cewek-cewek single gendut dan memberikan sedikit saran. Kalau bisa, dietlah dengan baik. Tak ada kata terlambat untuk berusaha agar tampil lebih baik. Tapi jika memang sulit untuk langsing, jangan lantas berputus asa atau menganggap dunia ini kiamat. Apalagi resah dengan soal jodoh. Jangan sampai, cin.
Soal jodoh, tak ada kaitannya dengan langsing atau gendut. Jika sudah ketemu jodohmu, Arjuna pun akan sangat menyayangimu dan menginginkanmu duduk bersanding dengannya di pelaminan. Tak perlu kekhawatiran itu. Buang jauh-jauh rasa gelisah itu.
Hanya saja, sikapi tubuhmu dengan lebih arif. Jadilah gadis gendut yang baik budi pekerti. Hiasi dirimu dengan akhlak mulia. Pandanglah dunia dengan bijaksana. Terkadang, keadaan hidup memang tak pernah bisa kita pilih semau kita. Hanya saja, kita dikaruniai kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan hidup yang sudah terpilihkan itu.
**
Jangan khawatir, wahai gadis gendut yang cantik. Jika kamu adalah gadis gendut yang baik hati, banyak kok lelaki yang lebih memilihmu.. daripada memilih gadis langsing seksi tapi makan hati.
Cuman, kalau aku ditanya mengenai pilihan-pilihan ini, aku akan lebih memilih gadis cantik, langsing dan seksi yang baik hati dan pengertian. Wakakakakaka.. mau menang sendiri nich yeee.. Wakakakak.. [ ]
Salam Kompasiana,
Mr. President
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H