Lihat ke Halaman Asli

Universitas Malakut dan Skrip Silikon Part-3

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Cuap-cuap dulu :

Hoi kompasianers,

Besok lomba blogging ya.. hehe.. alhamdulillah udah dapat beberapa tulisan sebagai peluru (meminjam istilah sobat2 itu). Sekedar bocoran, tulisan aku besok benar-benar beda dari biasanya.. hehe.. secara biasanya aku kan nulis serial atau cerbung.

Oh ya.. menurut aku.. masalah lomba blogging ya positif lah. Tapi tetep.. yang paling aku nanti adalah persahabatan diantara kita semua. Ya nggak?? Ya nggak?? hehe..

Oke dech.. lanjutan cerbungku mo ku upload nich..

Silakan menikmati..

Sebuah botol minuman air mineral yang berada di dalam mobil jeep diambil sesosok bayangan yang menyelinap dari balik pandangan mereka berempat, dan sesosok bayangan itu mengeluarkan isinya, serta tidak berapa lama kemudian mengganti air mineral di dalamnya dengan air lain yang entah dari mana air itu berasal. Sesosok bayangan itu langsung menghilang dengan cepat.

”Begini. Jakarta semakin padat, Jakarta semakin hebat dan Jakarta memasuki kompetisi dunia yang kejam. Gue gagal masuk Fakultas Ekonomi UI, Ritchie gagal masuk Teknik Elektro, Lia ditolak di Kedokteran, dan Cocky ditolak di Psikologi. Pertama-tama.. nasib kita sama. Kita dipertemukan dalam dunia maya yang sesak. Kita sama-sama suka dengan musik Jeally Jacky yang mendayu-dayu. Hobby kita sama. Nasib kita sama. Ngapain kita bertengkar? Kebersamaan kita tidak boleh hilang begitu saja, guys, girl. Oke?”

Nasihat dari mulut Gery begitu hambar rasanya. Cocky, Ritchie dan Panalia tidak menanggapi kata-kata Gery. Gery tahu bahwa seharusnya ia harus bergabung untuk hanya diam saja, terutama untuk saat-saat seperti ini.

Mereka harus bisa menahan diri.

”Ya benar. Aku tidak harus berbicara karena hati kita sedang saling berbicara.” kata Gery lirih.

Mereka hanya berbicara dari hati ke hati dan mulai saling memandang, kemudian berangkulan. Panalia menjabat tangan Cocky dengan erat. Cocky mulai tersenyum.

”Kita kembali ke mobil.. gue akan antar lo-lo sampe rumah lo masing-masing.. dan kita harus tidur dengan pikiran yang tenang. Oke?” kata Ritchie sambil berusaha mempererat rangkulannya. Suaranya serak pertanda tenggorokannya kering.

”Gue haus.” kata Ritchie.

”Gue juga,” kata Panalia.

”Gue sama,” lanjut Gery.

”Lebih-lebih gue.” tambah Cocky.

Di dalam mobil jeep yang mulai melaju kencang, keempat pemuda itu meminum air mineral dari botol yang sama. Sebuah awal dari hari hari mereka selanjutnya yang amat panjang.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline