Lihat ke Halaman Asli

Andai Aku Presiden RI Episode 30 – “Duta Lingkungan Hidup”

Diperbarui: 26 Juni 2015   18:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ini sungguh luar biasa. Aku berada di deretan bangku terdepan untuk menyaksikan bagaimana kontes pemilihan Duta Lingkungan Hidup berlangsung sangat meriah. Seorang wanita peserta kontes, yang memiliki alis nanggal sepisan dan memakai baju yang didesain seperti daun-daun pohon jati yang ditumpuk, berhasil menjawab pertanyaan seorang profesor yang botak, ahli lingkungan hidup.

"Mengapa terjadi banjir bandang?" tanya si panelis.

"Karena hutan telah gundul.." jawab si wanita. "Segundul kepala Anda, Tuan Profesor.."

Seorang lagi, wajahnya mirip Leony, berdiri dengan pede, memakai mahkota yang berasal dari tanaman sejenis sansiviera. Bajunya adalah rumbai-rumbai rumput gajah. Dan dia berkata,"Selamatkan bumi dari global warming.."

Seorang lagi wanita yang matanya indah sekali, terlihat memakai baju simple berwarna hijau campur kuning. Kulitnya yang putih dibalut baju yang menyerupai daun-daun pisang yang berlipat-lipat. Mahkotanya dihias menyerupai bunga pohon pisang. Kakinya memakai sepatu yang warna dan desainnya mirip bonggol pisang. Semua serba pohon pisang. Aku berharap.. mudah-mudahan tak ada pisang di dalam baju itu.

Bagiku, isu lingkungan hidup memang isu global. Dan seperti yang telah terjadi saat ini, tak ada kampanye lingkungan hidup yang benar-benar menarik media untuk meliputnya. Kini.. aku punya ide untuk itu.

**

"Mereka akan berkumpul dan bertemu dengan Mr. President.. hari ini.." kata Natalia. Alisnya terangkat. "Memangnya.. Anda mengundang mereka, Mr. President?"

"Tidak.. sepertinya. Mereka mungkin akan memberikan semacam presentasi untuk kampanye lingkungan hidup.." jawabku berkilah. Ah.. kayak tak tahu siapa Mr. President saja. Masak.. wanita-wanita yang sedemikian indah itu tak diundang ke istana.. ya.. sayang, donk. Aku melirik Natalia lagi. Dan sepertinya.. dia percaya. Tapi sama sekali belum tentu. Aku tahu siapa dia.

**

"Kami berterima kasih sekali kepada Anda, Mr. President. Kami tersanjung. Sepanjang penyelenggaraan pemilihan Duta Lingkungan Hidup selama beberapa tahun terakhir ini.. tak ada perhatian sama sekali dari pemerintah. Kini Anda malah mengundang kami dan akan membuat rencana baru untuk kampanye lingkungan hidup.." ketua panitia memberi pengantar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline