Lihat ke Halaman Asli

Yayuk Sulistiyowati M.V.

TERVERIFIKASI

Pembalap Baru

Puisi : 4 Putiba di Latar Yogya

Diperbarui: 3 Desember 2024   11:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buku Antologi Puisi Tiga Bait (Sumber: Foto Dr. Tengsoe Tjahjono M.Pd.)

Di Tepi Selokan Mataram

air di pelupuk mataku terjatuh
membelah kali Progo dan Opak
memandang punggungmu berlalu dari tatap
tinggalkan aroma nafasmu yang lekat

kupandangi wajahku dalam air kali yang beriak
pucat pasi kusut masai
tiga tahun lalu kaulambungkan puji puja cinta
hari ini kaubiarkan jatuh dan karam

di utara Yogyakarta, di tepi Selokan Mataram
kepingan hati kutinggalkan
kepungan ego kutanggalkan
aku hanya membisu dan diam

Menunggu Rama

menunggu kijangmu, Rama-ku
kuhalau kejut cinta sang Rahwana
menggelepar di tengah hamparan pohon kamboja
di bawah langit jingga Keputren Ratu Boko

lengangnya Paseban
menggiringku tetap bergeming;
“setialah selalu, dinda…”, katamu

ragaku melayang di atas rimbun alas Dandaka
berhambur dalam peluk Rama-ku,
air mata berderai jatuh
basahi dadamu, basuh rinduku

Bertelut di Candi Ganjuran (Sumber: Dokumentasi pribadi 2024)

Bertelut di Ganjuran

di alas Candi Ganjuran,
kubertelut dalam hening
menjuntai doa dan mantra
bercakap dengan khalik dan semesta

di hati-Mu aku berteduh
di kaki-Mu aku bersimpuh
“Sampeyan Dalem Maha Prabu Yesus Kristus, Pangeraning para Bangsa”
titip rindu damai dan sejahteranya bangsaku

angin semilir bertiup
menggoyang delapan lilin di bawah tangganya
asapnya meliuk mengudara
seru doaku menyusup di antaranya

Bakpiaku Tertinggal di Kereta

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline