Lihat ke Halaman Asli

Yayuk Sulistiyowati M.V.

TERVERIFIKASI

Pembalap Baru

Mahakarya Mpu Bulul Merupakan Taman Pertama Kota Malang Era Kerajaan Medang

Diperbarui: 27 November 2023   10:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Prasasti Kanuruhan yang terpahat di bagian belakang Arca Ganesha yang mengisahkan tentang kepiawaian Mpu Bulul | dok. pribadi

"Jika kamu tidak tahu sejarah maka kamu tidak tahu apa-apa. Kamu adalah daun yang tidak tahu bahwa itu adalah bagian dari pohon." - Michael Crichton 

Mengulik sejarah masa lampau, apalagi di tempat kelahiran sendiri merupakan candu. Sepanjang waktu kisah-kisah yang digali, didengar dan dibaca dari berbagai sumber membuat penulis pantang berhenti bahkan sampai terbawa mimpi. Seolah penulis sendiri berjalan menyusuri waktu dan berpetualang di negeri dongeng masa lalu.

Setelah mengenal pemuda Bulul sebagai seorang ksatria mandra guna dari desa Kajatan, semakin terkuak bahwa pemuda ini juga sangat berkharisma dan mempunyai keahlian merangkai bunga dan bercocok tanam, khususnya tanaman hias. Jika tidak berprestasi tidak mungkin Sang Rakai (setingkat gubernur) Dhyah Mungpang menganugerahkan sima atau perdikan pada pemuda ini.

Dalam tulisan sebelumnya pemuda Bulul seorang ksatria mandra guna juga dipaparkan bahwa ia juga seorang ahli taman dan merangkai bunga upacara. Tak hanya itu, ia pun menjadi tutor atau pelatih merangkai bunga bagi warga desa hingga membawa desa ini naik kesejahteraannya. (Pemaparan ini dapat dibaca pada tulisan tentang Mpu Bulul sebelumnya).

Prasasti Kanuruhan yang terpahat di belakang arca Ganesha juga menyebutkan bahwa desa Kajatan atau sekarang Bunulrejo ini mempunyai otonomi wilayah yang menyediakan bunga-bunga untuk keperluan ritual atau persembahan Hindu pada masa itu, masa Kerajaan Medang (929 M – 949 M).

Taman Tugu Balaikota dengan kolam bertabur bunga teratai Malang| ilustrasi | Foto : kelsumbersari.malangkota.go.id

Eksotisme Taman Bulul 

Sebuah adagium mengatakan bahwa taman menunjukkan identitas peradaban suatu daerah. Maka hadirnya taman bunga sebagai buah karya pemuda Bulul di sebuah desa atau wanua kecil bernama Kajatan ini menjadi ikon tersendiri pada masa itu.

Sangat menarik untuk diketahui bahwa peninggalan sejarah atau situs masa lalu tidak hanya dapat kita nikmati dalam rupa candi, makam, arca atau prasasti saja, melainkan kisah di balik semua situs itu adalah merupakan bagian yang paling penting dan jika didalami akan mengajak kita berjalan-jalan menyusuri lorong waktu di masa lalu. 

Eksotisme taman Bulul yang akhirnya menjadi cikal bakal atau toponimi nama Bunulrejo ini memikat hati seorang penguasa kerajaan Kanuruhan, Sang Rakai Dhyah Mungpang.

Rakai Dhyah Mungpang yang adalah tangan kanan Raja Medang, Mpu Sindok tak segan menganugerahkan sima atau perdikan. Sima atau perdikan merupakan penghargaan istimewa berupa tanah yang bebas pajak dan memberi kekuasaan penuh kepada Bulul untuk mengelola desanya sampai akhir jaman.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline