Mendung menggantung di langit Prambanan,
mengantarku hingga ke Kraton Ratu Boko,
memuja karya Rakai Walaing Pu Kumbayoni,
memuji Rama, pujaan hati...
Aroma melati menyeruak dari taman,
menggetarkan sekujur raga,
membangkitkan sejumput kenangan kala kita bersitatap,
jantung berdegup, melewati Paseban yang lengang,
mataku liar mencari ragamu,
yang tak setitikpun terlepas dari ingatan
Oh Rama-ku,
rinduku semakin menjadi,
kala semilir pawana menyapu romaku nan menggelitik hingga ke hati,
Bak di semak alas Dandaka,
aku merundung menunggu kijangmu,
membebaskan jiwa merinduku,
melesat menujumu
Kutahan gejolak cintaku,
saat kutatap ragamu di kejauhan
menyungging senyum di atas kijangmu,
menuju riuhnya hatiku
Langit senja berubah menjadi jingga,
lukisan Sang Penguasa Cinta membentang laksana permadani semesta,
menggantikan mendung nan malu dan beranjak berlalu,
Kaubawa serta merta jiwaku membumbung ke angkasa,
raga lelah rindu pun bertaut,
hasrat berpadu, janji kasih pun terucap,
Disaksikan hamparan bunga-bunga Keputren…
kala senja jingga itu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H