Lihat ke Halaman Asli

Pulau Buru, Destinasi "Anti-Mainstream" yang Wajib Anda Kunjungi

Diperbarui: 30 November 2017   11:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemandangan perbukitan sebelum memasuki kota Namlea (dokumentasi pribadi)


Pulau Buru, hmmmm, ada yang tahu gak sih? 

Kalau yang pernah baca novel dari Pramoedya Ananta Toer biasanya sih tahu. Meskipun kalau ditanya, jawabnya "Ooo itu, pulau yang untuk pengasingan TAPOL (Tahanan Politik) PKI". Syeedih memang dengar jawaban itu, tapi memang benar sih heuheuheu. 

Pulau Buru adalah Pulau di Timur Indonesia, yang termasuk dalam provinsi Maluku. Sobat bisa lihat di Peta, yang dekat dengan pulau Ambon. Ditengah-tengah ada danau yang disebut sebagai Danau Rana dan ada sungai besar yang disebut sungai Waeapo. 

Pulau Buru (Google maps)

Untuk dapat ke Pulau Buru, Sobat dapat berangkat dari Ambon. Nah, untuk ke Ambon silahkan sobat cari alternatif paling mudah dari daerah masing-masing. Bisa melalui jalur udara atau laut (tinggal pilih tuh mau terbang atau berenang heuheuheu. jalur darat jelas gak ada ya). Setelah sampai di Ambon, sobat langsung saja ke pelabuhan fery-Galala. Langsung saja beli tiketnya dengan tujuan Namlea dengan harga -+175k. Kapal berangkat sekitar pukul 20.00/21.00 dan perjalanan diatas kapal dari Ambon-Namlea sekitar 7-8 jam (tergantung cuaca). Semangat!!!  Spoiler : kalau musim ombak, kapal seperti akan terbalik. Dinikmati saja sambil dengerin lagu Nella Kharisma-jaran goyang~jaran goyang :3 heuheuheu.

Setelah sobat sampai di Namlea sekitar pukul  04.00 pagi. Langsung saja cari ojek yang sudah menunggu di depan pintu keluar pelabuhan. Bilang saja ke Bang ojek untuk dicarikan penginapan yang murah di kota Namlea. 

Perjalanan dari pelabuhan ke kota Namlea kurang lebih 2-3 km. Sepanjang perjalanan sobat coba rasakan udara yang sobat hirup, pasti suegerrrr sekali! Udaranya sedikit beraroma minyak kayu putih. Di kiri dan kanan bahkan sepanjang hamparan luas yang masih jarang ada bangunannya itu ditumbuhi tanaman minyak kayu putih.  Itulah sebabnya daerah kami sering disebut sebagai penghasil minyak kayu putih. 

 Dari kota Namlea, untuk berkeliling menikmati keindahan alam pulau Buru tidaklah jauh, sobat bisa memulainya dari pantai kecil yaitu Talaga Beach yang masih ada di sekitar kota. Pohon cemara yang teduh dan disediakan gazebo alami yang menghadap pantai jernih dengan pasir putih dan bersih dari sampah.. Beuh! Fix rasanya pasti ingin berlama-lama (tiba-tiba lihat ada yang lagi berpasangan. :( Yok pulang-pulang). Pantai ini juga sering digunakan untuk kemah kecil-kecilan.

Pantai Talaga Beach (dokumentasi pribadi)

Selanjutnya eksplorasi ke arah selatan. Sobat akan melewati desa Lala, Ubung, dan Jikumerasa yang memiliki pantai pasir putih sepanjang jalan, bahkan halaman rumah warga juga berpasir putih sehingga menimbulkan efek terang yang ketika dilihat maka secara tak sengaja sobat akan sedikit (apa istilahnya ya, mrecing?*jawa)  mrecingkan wajah. Silau men!

Seperti daerah timur lainnya, pantai di Pulau Buru juga sangat indah. Laut yang jernih dan pasir putih yang halus merupakan ciri khas pantai di timur Indonesia. Pantai di timur Indonesia memang sudah menjadi ikon tersendiri *sombong dulu lah 😁  

Setiap desa terdapat pantainya sendiri, jadi sobat tinggal pilih ingin singgah dimana, namun biasanya yang jadi pantai primadona adalah pantai Jikumerasa. Dipantai ini juga terdapat hilir sungai yang airnya jernih ngets (baca : banget *bahasa kekinian)(foto sungainya di gambar ke dua dari 2 foto di bawah ini).

Pantai Jikumerasa (https://www.instagram.com/p/BSGNisXD10q/)

Piye rek, Beta (aku) keren to 😎 (dokumentasi pribadi)

Perjalanan masih bisa dilanjut dengan jalur yang sama menuju ke arah selatan hingga sampai di desa Waeura. Di desa ini pantainya juga "Anjay". Terumbu karangnya bahkan bisa dilihat tanpa harus 'nyemplung'  ke air, dan itu tempatnya hanya di pinggir jalan. Ya! Disepanjang pinggir jalan. Cuma dipinggir jalan saja sudah kuereeen.. Jenis ikan peacock fish bahkan masih banyak yang terlihat.... Mantap abizz deh. Selain itu ada juga air terjun di desa Waeura ini.

Perjalanan masih berlanjut, di pantai-pantai selanjutnya sobat akan menemukan pantai berpasir hitam, pantai berkerikil bulat kecil, dan pantai berkerikil bulat besar namun semuanya tetap jernih airnya.. Banyak sekali kalau diceritain, blm termasuk sabana, bukit, dam di teluk Bara dll. Namun sangat disayangkan saat ini penulis tidak memiliki dokumentasinya. Wes lah, Silahkan sobat explore sendiri ya :D

Selanjutnya ke arah sebaliknya dari pulau ini, melalui jalur darat satu-satunya yaitu lintas unit-Namlea. Di pertengahan jalan nanti sobat akan menemukan desa yang terdapat di kawasan tanaman bakau. Ditengah-tengah tanaman bakau tersebut juga sudah dibuatkan jalur bahkan sampai ke tengah laut ke keramba milik masyarakat. Untuk menikmati keindahan bakau, dengan biaya hanya 10k saja. 

Wisata keramba dan bakau Siahoni (dokumentasi pribadi)

Wisata keramba dan bakau Siahoni (dokumentasi pribadi)

Anak-anak desa Siahoni (dokumentasi pribadi)

Lanjut kebagian atas jalur lintas Namrole , sobat akan melewati pegunungan, sungai dan sabana. Sobat juga akan bertemu pemukiman masyarakat adat lokal ketika melewati jalur ini (agak serem sih, bawa parang dan tombak gitu, tapi insyaAllah aman, tentram, dan sejahtera *kadang dipalak juga sih :3). Tapi harga untuk keindahan alamnya dijamin gak akan bikin kecewa. Sungai-sungai yang sobat lihat bahkan seperti sungai jernih yang biasanya difilmkan (ditayangkan, gak tau deh mana yang bener) oleh National Geographic.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline