Pernah diisukan NA akan berpaket dengan AAN. Spontan Relawan mereka yang tergabung dalam Barisan MudaNA menolak dan menegaskan kalau NA sudah paket (harga mati) dengan TBL. Mereka mengklaim pasangan NA-TBL paling ideal karena mewakili sipil-militer, birokrat-teknokrat.
Sayangnya, NA tak menjadi sebagaimana yang Barisan MudaNA anggap. NA yang punya peluang tetap bersama TBL melalui jalur non-partai menyerah dan meninggalkan TBL. Parahnya, calon pendamping yang dipilihnya adalah ASS yang tak pernah masuk dalam survei manapun di Pilgub Sulsel.(Baca disini Relawan-NA Tegaskan Nurdin Abdullah Solid Bersama Tanribali, Bukan Agus AN ).
Jika membandingkan figur TBL dan AAN saja menurut Barisan MudaNA masih lebih baik YBL. Lalu, logika apa yang dipakai Barisan MudaNA itu sampai bisa ikut apa yang dipilihkan oleh NA karena menyerah. AAN saja sangat jauh dari ASS dari semua aspek. Apalagi TBL yang menurut Barisan MudaNA masih lebih baik dari AAN. Sungguh perbuatan keji atas TBL, jika akhirnya Barisan MudaNA membandingkan keduanya lalu menganggap ASS tepat mendampingi NA.
NA yang Plin Plan dan Mau Enaknya Saja
Sebenarnya, NA bisa saja mempertahankan TBL tetap menjadi wakilnya jika dia benar-benar merasa memiliki kerja nyata. Apalagi jika hanya kekhawatiran NA tidak diusung Partai, maka masih terbuka lebar jalur Non-Partai yang bisa ditempuh untuk bisa menjadi peserta di Pilgub mendatang. Hanya saja NA menyerah dan tidak mau melakukannya.
Pilihan NA meninggalkan TBL atas alasan elektabilitas yang tak mendongkrak sangat mengkhawatirkan. Pasalnya, setahun belakangan di berbagai kesempatan NA menunjukan 'kemesraan' bersama TBL. Justru bisa dicurigai, NA malah mendompleng TBL untuk dikenal oleh masyarakat wilayah utara Sulsel. Sebab TBL, selain prestasinya, Ayahnya Ahmad Lamo masih memiliki nama yang harus di bagian utara Sulsel. Itu juga yang membuat NA sebelumnya memilih TBL mendampingi supaya bisa ikut populer di bagian utara.
"Saya dan Pak TBL ibarat sudah tukar cincin. Tidak mungkin cincinnya bisa diminta lagi dan diberikan pada orang lain", kurang lebih seperti itu ungkapan NA beberapa waktu lalu untuk menunjukan betapa besar komitmennya pada TBL. Bahkan di kesempatan yang lain, NA mengaku memilih tak maju jika harus ganti paket untuk menunjukan konsistennya NA menjaga komitmen, seperti sikap para akademisi tulen.
(Baca disini NA: Saya dengan TBL Ibarat Sudah Tukaran Cincin )
Tak berselang lama, NA yang beberapa kali menjanjikan akan deklarasi bersama TBL dan Partai Pengusung namun gagal terlaksana akhirnya menyampaikan hal lain. NA akhirnya mengungkap jika harus melepas TBL karena elektabilitas TBL yang tak mendongkrak pasangan ini. Seakan NA menilai kalau TBL tidak punya nilai buatnya jika tetap berpasangan. Pernyataan NA menimbulkan banyak pertanyaan, lalu siapa gerangan sosok yang dianggap lebih baik dari TBL yang diagungkan oleh para relawan NA itu?
ASS (Andi Sudirman Sulaiman) adalah sosok yang diumumkan mendampingi NA. Publik terkejut, siapa orang ini? Tak banyak yang tahu siapa dia. Rupanya ASS adalah adik Menteri Pertanian, Amran Sulaiman. Tapi pertanyaan lebih penting dari siapa ASS ini adalah, 'Kenapa bisa orang yang bahkan tak punya elektabilitas bisa disetujui NA untuk mendampinginya?'
Jika di awal kesempatan Para Relawan memuji prestasi TBL, rasanya sangat merendahkan TBL jika harus digantikan begitu saja dengan alasan 'kemauan' Partai Politik.