Lihat ke Halaman Asli

Yuyun Ukhriana

Mahasiswi Universitas Indonesia

Budaya Ngopi: Perempuan dan Kesempatan yang Tersembunyi

Diperbarui: 15 Oktober 2024   13:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (Sumber: Pexels/Julia Sakelli)

Artikel ini ditulis berdasarkan pengalaman. mari kita bahas budaya "ngopi" para lelaki.

setiap perempuan barangkali pernah menyadari bahwa ajakan ngopi adalah ajakan yang eksklusif. kita melihat bahwa ruang-ruang diskusi di warung kopi di isi oleh para lelaki.

Ajakan ngopi dari para senior atau rekan laki-laki seringkali menyiratkan obrolan serius seputar bisnis atau proyek, pengetahuan, peluang dan relasi. para lelaki menjadi orang pertama yang dihubungi. lalu di mana para perempuan??

Hal ini yang menjadi pertanyaan mengapa pembicaraan demikian umumnya antar laki-laki saja?

Sumber: RDNE Stock Project

Beberapa hari lalu saya diskusi dengan senior laki-laki lintas organisasi. Dia berpandangan bahwa menjadi perempuan terlalu mudah mencari peluang, memang rata-rata kawan kami menjadi asisten pribadi melalui relasi.

Tapi, di mata saya. peluang kami (perempuan) sangat sempit dan tersembunyi di sirkel kami karena, jarang perempuan dilibatkan dalam budaya "ngopi" para lelaki. 

Ada rules dan catatan khusus ketika kami (perempuan) sampai menjadi asisten. seperti kedekatan emosional dan pendekatan khusus. di mata saya sangat kurang aspek profesionalnya. bahkan ada yang kriteria utamanya dilihat dari fisik untuk sampai di titik itu.

Atas dasar inilah saya menulis artikel ini. Perempuan dan kesempatannya yang tersembunyi.

Perlakuan berbeda ini tidak selalu berasal dari niat buruk atau diskriminasi yang disengaja. Kadang, ini adalah hasil dari pola pikir atau kebiasaan yang telah mengakar. seringkali perempuan dianggap kurang strategis dalam membicarakan urusan bisnis (kita anggap bahwa ngopi adalah obrolan yang isinya relasi, peluang dan bisnis ya).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline