Lihat ke Halaman Asli

Yuyun Ukhriana

Mahasiswa Universitas Indonesia

Silsilah & Didikan Adolf Hitler: Sosok Muda yang Mencintai Peperangan dan Penuh Amarah

Diperbarui: 20 Oktober 2023   23:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber foto: pribadi 

Pada saat kita sekolah, tidak asing dalam buku sejarah membahas Adolf Hitler sebagai tokoh besar dunia. Adolf Hitler dikenal sebagai pemimpin militer Jerman yang otoriter pada masanya. Tidak sedikit yang memahami fase-fase Hitler kecil sampai muda yang mempengaruhi sikap dan kepribadiannya sampai tua.

Adolf Hitler lahir di sebuah penginapan di Salzbulger Vorstdt 15, Branau Am Inn Austria, Hongaria pada 20 april 1889 dari pasangan alois dan Klara. Klara adalah istri ke tiga dari Alois setelah mengalami kegagalan dalam perkawinan. 

Silsilah Yang Dipertanyakan

Silsilah Nenek moyang Adolf Hitler sebenarnya tidak jelas dari pihak kakek, karena Alois (Ayah Hitler) adalah anak tidak sah Maria Anna Schicklgruber dari kekasihnya yang tidak diketahui secara pasti. Pada umumnya sejarah mengungkapkan kemungkinan ayah dari Alois adalah Johan Georg Hielder salah seorang tetangganya. 

Alois bertahun-tahun menggunakan nama belakang ibunya, setelah sukses menjadi pegawai negeri sipil, pamannya meyakinkan dirinya untuk mengganti nama belakangnya dengan nama belakang sang paman, Hiedler. Dari situ, Alois melanjutkan nama keluarganya dengan nama belakang tersebut, dan saat ditulis dalam buku catatan,  nama itu dieja sebagai "Hitler" dan pada 1876 Alois Schicklgruber menjadi Alois Hitler.

Adolf Hitler merupakan anak ke empat dengan tiga saudara di atasnya meninggal saat masih bayi. Pada masa-masa awal kelahiran Hitler, Klara merasa khawatir dan takut kehilangan dan memberikan banyak perhatian serta kasih sayang padanya. 

Didikan Tanpa Toleransi

Sejak kecil Hitler dididik dengan ketegasan dan kekerasan dari ayahnya yang terbiasa dengan tata tertib pegawai sipil yang disiplin. saat itu, hitler jarang menerima toleransi apa yang diinginkan oleh ayahnya. 

Saat Hitler berusia enam tahun, ia mendapati dirinya dalam kondisi penuh tekanan karena harus sekolah dan ayahnya telah pensiun, jadilah ia diawasi dengan ketat dan harus hidup teratur serta disiplin.

Obsesi Tokoh Utopis 

Saat usia sembilan tahun, Hitler gemar membaca karangan James Fenimore Cooper dan Karl May. Karl May menciptakan tokoh fiktif pahlawan bernama Old Shatterhand, seseorang kulit putih yang selalu menang dalam setiap pertempuran melawan bangsa asli Amerika dan mengalahkan musuhnya dengan kekuatan dan keberanian. Hitler selalu membaca  ulang buku dengan tokoh old Shatterhand dengan keseluruhan tujuh puluh novel bahkan sampai ia menjadi pemimpin.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline