Pendahuluan
Dentingan lonceng delman yang merdu mengalun lembut di udara, mengiringi langkah kuda yang mantap. Bunyi khas itu seakan menjadi melodi pengantar perjalanan, menghidupkan suasana sepanjang rute yang dilalui. Setiap ketukan lonceng bagaikan irama yang menenangkan, membuai pikiran dan membawa kita pada suasana tempo dulu yang penuh nostalgia. Perkembangan zaman telah membawa perubahan signifikan pada transportasi di Tanjungsari. Delman, yang dulunya menjadi andalan masyarakat, kini semakin jarang terlihat. Pembangunan infrastruktur yang semakin baik dan meluasnya jaringan transportasi umum membuat masyarakat lebih memilih kendaraan bermotor yang lebih cepat dan praktis. Kurangnya perawatan terhadap kuda dan daya saing delman dibandingkan moda transportasi modern juga turut mempercepat penurunan jumlah delman di wilayah ini.
Delman Tanjungsari: Kenangan yang Terlupakan
Tanjungsari, Sumedang, suatu nama yang identik dengan pesona alam dan budaya Sunda yang kental. Di balik keindahan alamnya, tersimpan pula kisah perjalanan waktu yang terukir dalam sejarah transportasi tradisional: delman. Dulu, delman menjadi saksi bisu kehidupan masyarakat Tanjungsari, namun kini keberadaannya semakin langka dan hanya tinggal kenangan.
Masa Kejayaan Delman
Pada era 1980-an hingga 2010-an, delman menjadi moda transportasi yang paling diminati masyarakat. Selain sebagai alat transportasi umum, delman juga sering digunakan untuk acara-acara khusus seperti khitanan atau hajatan sebagai pengiring kuda renggong. Suasana pasar tradisional yang ramai akan semakin meriah dengan kehadiran delman yang hilir mudik. Para pedagang yang pulang lebih memilih delman karena kapasitas muatan lebih banyak dan lebih efektif karena bisa berhenti sampai ke depan rumah di samping bisa melepas lelah karena serasa di buai ayunan langkah kuda.
Delman: Lebih dari Sekadar Transportasi
Delman bukan sekadar alat transportasi, tetapi juga merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan sosial masyarakat Tanjungsari. Dulu, delman menjadi sarana utama untuk bepergian ke pasar, mengunjungi kerabat, atau bahkan mengantar anak ke sekolah. Derit kaki kuda yang menapaki jalan setapak menjadi melodi yang akrab di telinga masyarakat.
Selain sebagai alat transportasi, delman juga memiliki peran penting dalam berbagai acara adat dan budaya. Saat ada perayaan atau hajatan, delman sering digunakan untuk mengantar pengantin atau sebagai kendaraan hias. Kehadiran delman pada momen-momen istimewa tersebut semakin menambah semarak suasana.
Faktor-faktor yang Menyebabkan Kemunduran Delman
Seiring berjalannya waktu, keberadaan delman di Tanjungsari semakin terpinggirkan. Beberapa faktor yang menyebabkan kemunduran delman antara lain:Pergeseran preferensi transportasi dari delman ke kendaraan bermotor semakin nyata. Pembangunan infrastruktur yang pesat dan meluasnya jaringan transportasi umum turut mendorong masyarakat untuk memilih moda transportasi yang lebih cepat dan praktis. Perubahan gaya hidup modern yang serba cepat juga menjadi faktor pendorong utama. Selain itu, tuntutan perawatan kuda yang intensif menjadi beban tersendiri bagi para kusir delman. Akibatnya, minat untuk merawat kuda pun semakin menurun, mempercepat penurunan jumlah delman di berbagai wilayah.