Lihat ke Halaman Asli

Yuyun Srimulyati

Guru, Pelatih Daerah/trainer PPKB Kemenag RI bidang profesional 2 (Publikasi Ilmiyah), pegiat literasi, public relation

Karena Nila Setitik, Rusak Susu Sebelanga

Diperbarui: 20 Januari 2025   07:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar ilustrasi meta

Pendahuluan 

Setetes tinta hitam dapat mengotori segelas susu yang putih bersih. Begitulah kira-kira makna dari peribahasa 'Karena nila setitik, rusak susu sebelanga'. Peribahasa ini mengajarkan kita tentang betapa mudahnya sebuah kesalahan kecil dapat menghancurkan sesuatu yang besar dan berharga. Dalam era digital seperti sekarang, di mana informasi menyebar dengan sangat cepat, kesalahan kecil dapat memiliki dampak yang jauh lebih luas daripada yang kita bayangkan.

Peribahasa Sunda "halodo sataun lantis ku hujan sapoe" secara sederhana berarti "kemarau panjang bisa sirna hanya dengan hujan sehari". Namun, di balik ungkapan yang singkat ini tersimpan makna mendalam tentang kehidupan dan hubungan antarmanusia. Filosofi ini mengajarkan kita bahwa kebaikan yang telah kita bangun dalam waktu yang lama, bahkan bertahun-tahun, bisa dengan mudah sirna hanya karena satu kesalahan kecil. Sama seperti kemarau panjang yang bisa berakhir hanya dengan satu hari hujan, begitu pula reputasi dan kepercayaan orang lain kepada kita. Satu tindakan buruk dapat menghapus semua kebaikan yang telah kita lakukan sebelumnya. Dengan demikian, peribahasa ini menjadi pengingat bagi kita untuk selalu berhati-hati dalam bertindak dan menjaga perilaku yang baik.

Pentingnya Berpikir Positif

Setiap individu memiliki sisi baik dan buruk. Sangatlah mudah untuk terfokus pada kesalahan kecil yang mereka lakukan, namun akan jauh lebih bermakna jika kita memilih untuk melihat kebaikan yang telah mereka tunjukkan selama ini. Dengan fokus pada sisi positif, kita tidak hanya menghargai kontribusi mereka, tetapi juga menciptakan hubungan yang lebih harmonis. Ingatlah, kesalahan adalah bagian dari proses belajar, dan tidak seharusnya menghapus seluruh kebaikan yang telah mereka berikan.

Kesalahan adalah manusiawi. Setiap orang pernah melakukan kesalahan, besar maupun kecil. Sebelum kita terburu-buru menghakimi, ada baiknya kita mencoba memahami konteks di balik kesalahan tersebut. Mungkin ada alasan atau tekanan tertentu yang menyebabkan mereka bertindak demikian. Dengan bersikap empati, kita dapat membangun hubungan yang lebih kuat dan saling memaafkan.

Memiliki pikiran negatif tentang orang lain tidak hanya merugikan mereka, tetapi juga merugikan diri kita sendiri. Pikiran negatif dapat memicu stres, kecemasan, dan merusak hubungan sosial. Sebaliknya, dengan berpikir positif, kita dapat meningkatkan kualitas hidup kita sendiri dan menciptakan lingkungan yang lebih positif bagi orang di sekitar kita."

"Kita semua memiliki perbedaan dalam hal kepribadian, nilai, dan pandangan. Adalah wajar jika kita tidak selalu sepakat dengan orang lain. Namun, perbedaan tidak harus menjadi alasan untuk saling menjatuhkan. Dengan menghargai perbedaan, kita dapat belajar banyak hal dari orang lain dan memperkaya hidup kita."

Dalam Pelangi Keberagaman, Persatuan Berkilau

Keberagaman budaya, etnis, dan agama adalah seperti sebuah pelangi yang menghiasi dunia. Setiap warna memiliki keindahan uniknya, namun semua warna bersatu membentuk sebuah karya seni yang menakjubkan. Menghargai multikulturalisme berarti merayakan keindahan dalam perbedaan. Dengan saling menghormati dan menghargai satu sama lain, kita dapat membangun masyarakat yang inklusif, harmonis, dan kuat.

Membangun Hubungan yang Lebih Baik

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline