Lihat ke Halaman Asli

Yuyun Srimulyati

Guru, Pelatih Daerah/trainer PPKB Kemenag RI bidang profesional 2 (Publikasi Ilmiyah), pegiat literasi, public relation

Perang Batin : Kritis atau Overhinking?

Diperbarui: 18 Januari 2025   06:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar ilustrasi meta

Pendahuluan 

Di era digital yang serba cepat ini, kita dihadapkan pada banjir informasi yang tak pernah berhenti. Setiap hari, kita dibombardir dengan berita, notifikasi, dan berbagai macam tuntutan. Di tengah hiruk pikuk ini, pikiran kita seringkali terjebak dalam perangkap berpikir berlebihan atau overthinking. Namun, di sisi lain, kita juga perlu mengembangkan kemampuan berpikir kritis untuk menyaring informasi dan mengambil keputusan yang tepat. Lantas, bagaimana cara kita menyeimbangkan keduanya agar tidak terjebak dalam lingkaran kekhawatiran yang tak berujung? Artikel ini akan mengupas tuntas perbedaan antara berpikir kritis dan overthinking, serta memberikan tips praktis untuk mencapai keseimbangan mental yang optimal

Bayangkan pikiran kita seperti sebuah lautan. Di dalamnya terdapat berbagai macam gelombang, ada yang tenang dan ada yang bergejolak. Berpikir kritis adalah seperti ombak yang membawa kita ke arah tujuan yang jelas, sementara overthinking adalah arus bawah yang dapat menyeret kita ke dalam pusaran kekhawatiran. Dalam artikel ini, kita akan mempelajari cara mengendalikan gelombang pikiran kita agar dapat berlayar dengan aman di lautan informasi yang luas.

Berpikir kritis dan overthinking, dua sisi mata uang yang seringkali membingungkan kita. Di satu sisi, kita perlu berpikir secara mendalam untuk menemukan solusi atas masalah. Namun di sisi lain, terlalu banyak berpikir justru dapat menghambat kita untuk bertindak. Artikel ini akan membantu Anda memahami perbedaan keduanya serta memberikan tips praktis untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan menghindari jebakan overthinking.

Berpikir Kritis : Solusi Aman Menghadapi Tantangan

Berpikir kritis adalah kunci untuk mengatasi berbagai tantangan yang kita hadapi sehari-hari. Proses menganalisis informasi secara mendalam, mengevaluasi argumen secara objektif, dan mengambil keputusan berdasarkan fakta terbukti sangat bermanfaat. Dengan berpikir kritis, kita dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, membuat keputusan yang lebih baik, dan bahkan mengurangi tingkat stres. Misalnya, seorang mahasiswa yang tengah mengerjakan tugas akhir dapat memanfaatkan berpikir kritis untuk menganalisis berbagai sumber, membandingkan berbagai sudut pandang, dan akhirnya menghasilkan karya tulis yang berkualitas.

Berpikir kritis adalah seperti sebuah pisau tajam yang membantu kita mengiris informasi menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Dengan membekali diri dengan kemampuan berpikir kritis, kita dapat menggali lebih dalam ke dalam suatu masalah, mengevaluasi berbagai argumen secara objektif, dan mengambil keputusan yang rasional. Hal ini sangat berguna, misalnya, bagi seorang mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas akhir. Dengan menganalisis berbagai sumber secara kritis, mahasiswa tersebut dapat menyusun argumen yang kuat, membedakan fakta dari opini, dan menghasilkan karya tulis yang orisinal.

Overthinking : Musuh Bebuyutan Kreatifitas

Overthinking, atau terlalu banyak memikirkan sesuatu, adalah kebiasaan yang seringkali menghambat produktivitas kita. Ketika seseorang terjebak dalam lingkaran pikiran yang berulang-ulang, tanpa menemukan solusi, hal ini dapat memicu kecemasan, stres, dan bahkan gangguan tidur. Akibatnya, konsentrasi dan fokus menjadi terganggu, sehingga sulit untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan dengan baik. Misalnya, seseorang yang terus-menerus memikirkan kesalahan masa lalu akan sulit untuk move on dan meraih kesuksesan di masa depan. Itu sebabnya overthinking oleh dalam studi psikologi disebut paralysis analysis,  serupa kelumpuhan analisis. Sulit memformulasikan ide dan gagasan karena kesimpang siuran informasi, melimpahnya data dan fakta hingga parameter pemikiran yang terlalu luas, bahkan idealis.

Overthinking dapat diibaratkan seperti roda yang terus berputar tanpa tujuan. Ketika kita terlalu banyak memikirkan suatu masalah, pikiran kita akan terjebak dalam lingkaran setan yang sulit untuk dihentikan. Hal ini tidak hanya menguras energi mental, tetapi juga dapat memicu berbagai masalah kesehatan seperti kecemasan, stres, dan gangguan tidur. Akibatnya, produktivitas kita menurun dan kita menjadi kurang mampu untuk menikmati hidup. Sebagai contoh, seseorang yang terus-menerus memikirkan kesalahan masa lalu akan sulit untuk membangun kepercayaan diri dan menjalin hubungan yang sehat dengan orang lain.

Perbedaan Kritis : Lebih dari Sekedar Kata

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline