Lihat ke Halaman Asli

Yuyun Srimulyati

Guru, Pelatih Daerah/trainer PPKB Kemenag RI bidang profesional 2 (Publikasi Ilmiyah), pegiat literasi, public relation

Slow Living di Bawah Langit-langit ketujuh : Manusia Hanya Berencana Sang Pencipta Penentu Segalanya

Diperbarui: 26 Desember 2024   17:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pemandangan dari atas gedung

Rencana liburan keluarga yang penuh harap untuk menikmati keindahan alam, menjelang liburan akhir semester selama dua pekan, tiba-tiba berganti menjadi realitas yang tak terduga. Abah ( begitulah kami memanggilnya kepada  sosok ayah yang begitu dicintai), harus menjalani perawatan di rumah sakit. Namun, di balik dinding kamar yang steril di lantai tujuh, tersimpan sebuah cerita tentang keindahan, kesabaran, dan kekuatan keluarga.

Dari balik jendela kamar, sebuah pemandangan memukau terhampar. Gunung Kunci, dengan selimut hijaunya yang menenangkan, berdiri kokoh sebagai saksi bisu perjalanan waktu. Puncaknya yang menjulang tinggi seolah menyentuh langit, menghadirkan ketenangan bagi jiwa yang resah. Tak hanya keindahan alam, gunung ini juga menyimpan kisah sejarah perjuangan bangsa. Goa tua dan bekas peledakan bom menjadi saksi bisu era penjajahan Jepang.

Di tengah suasana yang sarat akan makna, saya menemukan kedamaian. Rencana liburan yang sempat tertunda, kini digantikan dengan momen-momen berharga yang tak ternilai. Dari jendela kamar Tulip RSUD belajar untuk bersyukur atas setiap detik yang ada, menikmati keindahan alam yang terbentang luas di hadapan mata, dan saling menguatkan satu sama lain.

pemandangan gunung kunci

Pemandangan Gunung Kunci siang  hingga malam menjadi teman setia dalam menanti kesembuhan  Abah. Setiap pagi, sinar mentari menyinari puncak gunung, membawa harapan baru. Sementara di malam hari, bintang-bintang berkerlap-kerlip seolah menemani mereka dalam doa dan renungan. Lantai tujuh rumah sakit, saya menemukan makna baru dari slow living. Kehidupan yang biasanya berjalan cepat, kini melambat. Setiap langkah, setiap nafas, terasa begitu berharga. Mereka belajar untuk menikmati proses, untuk bersabar, dan untuk menghargai setiap momen yang ada.

Di tengah hiruk pikuk kota, rumah sakit ini menjadi oase ketenangan. Dinding kamar yang putih, kini dihiasi oleh lukisan alam yang tergambar jelas dari balik jendela. Suara detak jantung mesin medis berpadu dengan kicauan burung, menciptakan harmoni yang unik.

Slow Living di Tengah Kehidupan

Dalam situasi yang tak terduga ini, saya  belajar tentang arti slow living. Saya menyadari bahwa kebahagiaan tidak selalu datang dari kesibukan dan hiruk pikuk kehidupan. Kadang kala, kebahagiaan yang sesungguhnya justru ditemukan dalam kesederhanaan, dalam momen-momen bersama orang terkasih, dan dalam keindahan alam yang mengelilingi kita.

Pesan dari Alam

Gunung Kunci, dengan segala kemegahannya, mengajarkan kita tentang kekuatan alam dan keteguhan hati. Ia mengingatkan kita bahwa manusia hanyalah bagian kecil dari alam semesta yang begitu luas.

Mari kita belajar dari alam, untuk selalu rendah hati, untuk selalu menjaga keseimbangan, dan untuk selalu menghargai setiap anugerah yang telah diberikan kepada kita.

Semoga Abah  lekas sembuh dan keluarga kami dapat kembali menikmati kebahagiaan bersama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline