Lihat ke Halaman Asli

Yuyun Srimulyati

Guru, Pelatih Daerah/trainer PPKB Kemenag RI bidang profesional 2 (Publikasi Ilmiyah), pegiat literasi, public relation

Revitalisasi Perpustakaan Sekolah: Oasis Ilmu di Era Digital, Jangan Sampai Kering!

Diperbarui: 21 November 2024   12:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar canva design 

Pendahuluan

Di era digital yang serba cepat ini, akses informasi begitu mudah didapatkan hanya dengan ujung jari. Namun, di balik kemudahan itu, kita seringkali lupa akan pentingnya sebuah tempat yang tenang dan nyaman untuk menggali ilmu pengetahuan secara mendalam. Salah satu tempat yang memiliki peran krusial dalam hal ini adalah perpustakaan sekolah.

Mengapa Perpustakaan Sekolah Penting?

Perpustakaan sekolah bukan hanya sekadar gudang buku, tetapi merupakan pusat literasi yang sangat penting bagi perkembangan siswa. Beberapa alasan mengapa perpustakaan sekolah perlu dihidupkan kembali antara lain:

  •  Perpustakaan menyediakan beragam koleksi buku yang dapat menumbuhkan minat baca siswa sejak dini. Melalui membaca, siswa dapat memperluas wawasan, meningkatkan kemampuan berpikir kritis, dan mengembangkan imajinasi.
  • Perpustakaan menjadi sumber belajar yang lengkap bagi siswa dan guru. Mereka dapat menemukan berbagai referensi, baik berupa buku, jurnal, maupun sumber digital lainnya untuk menunjang kegiatan belajar mengajar.
  • Perpustakaan sekolah yang nyaman dan dilengkapi dengan fasilitas yang memadai dapat menjadi ruang belajar yang kondusif bagi siswa. Mereka dapat belajar secara mandiri atau berkelompok tanpa gangguan.
  •  Dengan sering mengunjungi perpustakaan, siswa akan terbiasa dengan lingkungan belajar yang kaya akan ilmu pengetahuan. Hal ini akan menumbuhkan kegemaran belajar sepanjang hayat.

Strategi Revitalisasi Perpustakaan Sekolah

Untuk menghidupkan kembali peran perpustakaan sekolah, beberapa strategi berikut dapat dilakukan:

  •  Perpustakaan perlu secara rutin memperbarui koleksi buku dengan judul-judul terbaru yang sesuai dengan minat dan kurikulum siswa. Selain buku, perpustakaan juga dapat menyediakan berbagai media belajar lainnya seperti e-book, audio book, dan film dokumenter.
  • Perpustakaan dapat menyelenggarakan berbagai program literasi yang menarik minat siswa, seperti lomba membaca, bedah buku, storytelling, dan workshop menulis.
  •  Perpustakaan perlu menjalin kerjasama yang erat dengan guru dan sekolah untuk mengintegrasikan kegiatan literasi ke dalam kurikulum pembelajaran.
  • Perpustakaan dapat memanfaatkan teknologi informasi untuk memperluas jangkauan layanannya. Misalnya, dengan membuat katalog online, menyediakan akses wifi gratis, atau mengembangkan aplikasi mobile perpustakaan.
  •  Perpustakaan perlu melakukan promosi yang kreatif untuk menarik minat siswa dan guru. Misalnya, dengan membuat video promosi yang menarik, mengadakan lomba desain poster, atau bekerja sama dengan siswa untuk membuat konten promosi di media sosial.

Tantangan yang dihadapi perpustakaan sekolah saat ini: 

  • Di era digital, perpustakaan sekolah menghadapi tantangan yang cukup kompleks. Persaingan dengan berbagai platform digital seperti e-book, media sosial, dan game online membuat minat baca siswa semakin menurun. Selain itu, keterbatasan anggaran untuk memperbarui koleksi buku dan fasilitas teknologi menjadi kendala tersendiri. Kurangnya tenaga pustakawan yang kompeten dalam bidang teknologi informasi juga menjadi tantangan dalam mengelola perpustakaan secara efektif.

  • Minat baca siswa yang semakin menurun menjadi tantangan utama bagi perpustakaan sekolah. Perkembangan teknologi informasi yang pesat membuat siswa lebih tertarik pada gadget dan media sosial. Selain itu, kurikulum yang padat dan tuntutan akademik yang tinggi membuat siswa memiliki waktu yang terbatas untuk membaca. Kurangnya variasi koleksi buku yang menarik dan relevan dengan minat siswa juga menjadi faktor penyebab.

  • Perpustakaan sekolah seringkali menghadapi kendala dalam hal pengelolaan. Kurangnya anggaran membuat sulit untuk membeli buku-buku baru, merawat koleksi yang ada, dan menyediakan fasilitas yang memadai. Selain itu, kurangnya tenaga pustakawan yang profesional dan terlatih juga menjadi kendala dalam memberikan layanan yang berkualitas kepada siswa.

Peran Pustakawan 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline