Lihat ke Halaman Asli

Yuyun Srimulyati

Guru, Pelatih Daerah/trainer PPKB Kemenag RI bidang profesional 2 (Publikasi Ilmiyah), pegiat literasi, public relation

Menikah Muda atau Tunggu Mapan Dulu? Dilema Generasi Milenial

Diperbarui: 6 November 2024   20:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Pendahuluan 

Al-Qur'an dengan tegas melarang perbuatan zina dan bahkan mendekati perbuatan tersebut. Ayat suci ini menjadi landasan bagi umat Islam untuk menjaga kesucian diri dan membangun keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah. Dilema antara menikah muda atau menunggu mapan seringkali dihadapkan pada konteks ini. Bagi mereka yang ingin memenuhi tuntutan agama dan menghindari perbuatan tercela, pernikahan menjadi pilihan yang bijak. Namun, tuntutan zaman modern yang menuntut kesiapan finansial yang matang seringkali menjadi pertimbangan. Di tengah tarik-menarik ini, penting bagi setiap individu untuk menimbang dengan matang segala aspek, baik dari perspektif agama, sosial, maupun ekonomi, sebelum mengambil keputusan. Pernikahan, sebuah ikatan suci yang penuh makna. Bagi sebagian orang, pernikahan adalah tujuan hidup yang harus segera dicapai. Namun, bagi sebagian lainnya, pernikahan adalah sebuah langkah besar yang membutuhkan pertimbangan matang. Di tengah arus modernitas, pertanyaan mengenai waktu yang tepat untuk menikah seringkali menjadi perdebatan hangat. Menikah muda atau menunggu mapan dulu? Masing-masing pilihan memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan dengan seksama.

Menikah Muda: Cinta di Usia Muda

Menikah muda seringkali didorong oleh dorongan hati yang kuat, keinginan untuk membina rumah tangga bersama pasangan, serta pandangan bahwa pernikahan adalah jalan menuju kebahagiaan sejati. Beberapa keuntungan menikah muda antara lain:

  • Ikatan emosional yang kuat: Pasangan yang menikah muda cenderung memiliki ikatan emosional yang lebih kuat karena telah saling mengenal sejak usia muda.
  • Pertumbuhan bersama: Keduanya dapat tumbuh dan berkembang bersama-sama dalam membangun kehidupan rumah tangga.
  • Dukungan sosial: Lingkungan keluarga dan teman-teman seringkali memberikan dukungan penuh terhadap pasangan muda.

Namun, menikah muda juga memiliki tantangan tersendiri:

  • Ketidakstabilan finansial: Pasangan muda seringkali belum memiliki penghasilan yang stabil, sehingga rentan mengalami kesulitan ekonomi.
  • Kurangnya kematangan: Keduanya mungkin belum sepenuhnya matang secara emosional dan psikologis untuk menghadapi tantangan pernikahan.
  • Tekanan sosial: Pasangan muda seringkali menghadapi tekanan sosial untuk segera memiliki anak dan memenuhi ekspektasi masyarakat.

Menunggu Mapan Dulu: Prioritas Karier

Menunggu mapan dulu menjadi pilihan bagi mereka yang ingin fokus pada karier dan mencapai stabilitas finansial terlebih dahulu. Beberapa keuntungan menunggu mapan dulu antara lain:

  • Stabilitas finansial: Pasangan yang menikah setelah mapan cenderung memiliki kehidupan finansial yang lebih baik, sehingga dapat memberikan kehidupan yang lebih nyaman bagi keluarga.
  • Kematangan emosional: Setelah melalui berbagai pengalaman hidup, pasangan cenderung lebih matang emosional dan siap menghadapi tantangan pernikahan.
  • Perencanaan yang matang: Pasangan dapat merencanakan masa depan dengan lebih baik, termasuk memiliki anak dan membeli rumah.

Namun, menunggu mapan dulu juga memiliki kekurangan:

  • Risiko kehilangan pasangan: Ada kemungkinan pasangan akan bertemu dengan orang lain yang lebih cocok atau memutuskan untuk tidak menikah.
  • Tekanan biologis: Bagi wanita, usia subur merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan.
  • Kesepian: Menunggu terlalu lama untuk menikah dapat menimbulkan perasaan kesepian dan keinginan untuk memiliki pasangan.

Faktor yang Perlu Dipertimbangkan

Keputusan untuk menikah muda atau menunggu mapan dulu adalah keputusan pribadi yang sangat subjektif. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan antara lain:

  • Kesiapan emosional dan psikologis: Apakah Anda dan pasangan sudah siap untuk berkomitmen seumur hidup?
  • Stabilitas finansial: Apakah Anda memiliki penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari?
  • Dukungan keluarga: Apakah keluarga Anda mendukung keputusan Anda?
  • Tujuan hidup: Apakah pernikahan sesuai dengan tujuan hidup Anda?

Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam pertanyaan ini. Yang terpenting adalah Anda dan pasangan membuat keputusan yang terbaik berdasarkan kondisi dan situasi yang ada. Komunikasi yang terbuka dan jujur sangat penting untuk membangun hubungan yang sehat dan bahagia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline