Lihat ke Halaman Asli

Yuyun Srimulyati

Guru, Pelatih Daerah/trainer PPKB Kemenag RI bidang profesional 2 (Publikasi Ilmiyah), pegiat literasi, public relation

Purnama Alam (Pantun Maulid)

Diperbarui: 16 September 2024   12:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Pergi ke Dili melihat ombak,
Saat petang menjelang malam,
Tabir jahili telah tersibak,
Saat datang purnama alam.

Pak Wangsana minum kefir,
Agar segala pegal tak dirasakan,
Singgasana raja kafir,
Dan berhala berantakan.

Anak unta berkalung tasbih,
Bahagia sambil berlari,
Semesta seraya bertasbih,
Bahagia tiada terperi.

Kian memesona kesuma seruni,
Walau tertubruk pedati petani,
Tuan laksana emas murni,
Yang berkilau di lubuk hati insani.

Menyusul pak Kutus ke armada,
Untuk selamatan beli melamin,
Rasul diutus ke marcapada,
Sebagai rahmatan lil'aalamiin,

#12 Rabi'ul awal 1446 H

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline