Lihat ke Halaman Asli

Yuyun Srimulyati

Guru, Pelatih Daerah/trainer PPKB Kemenag RI bidang profesional 2 (Publikasi Ilmiyah), pegiat literasi, public relation

Saat Terakhir (Pentigraf)

Diperbarui: 11 Juli 2024   17:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mencoba praktik menulis di komunitas belajar KAUSAKu4NKRI tentang pentigraf. Pentigraf merupakan cerpen berisi tiga paragraf yang dapat dibaca sekali duduk dan merupakan jenis cerpen Short- Short Story. Pentigraf dipopulerkan oleh sastrawan Indonesia sekaligus dosen dari Universitas Negeri Surabaya (UNESA) yaitu Dr. Tengsoe Tjahjono, M.Pd. Pentigraf dikenalkan oleh beliau sejak tahun 1999-an hingga 2000-an awal. 

Kelebihan pentigraf terletak pada kesederhanaan dan kemudahannya dalam pembuatan. Format yang singkat ini memungkinkan penulis untuk fokus pada inti cerita, menyampaikan pesan dengan padat dan lugas, serta menantang kreativitas dalam merajut alur cerita yang menarik dalam ruang yang terbatas.

Bagi pembaca, pentigraf menawarkan pengalaman membaca yang cepat dan mudah dicerna. Cocok untuk dinikmati di sela-sela kesibukan, pentigraf dapat memberikan hiburan singkat namun berkesan. Formatnya yang ringkas juga memungkinkan untuk dibaca berulang kali tanpa merasa bosan.

Namun, pentigraf juga memiliki keterbatasan. Kesingkatannya dapat menjadi tantangan tersendiri bagi penulis dalam mengembangkan karakter, plot, dan latar cerita secara mendalam. Selain itu, pentigraf mungkin kurang cocok untuk cerita yang kompleks atau membutuhkan banyak penjelasan.

Meskipun demikian, pentigraf tetaplah genre yang patut diapresiasi. Kehadirannya memperkaya khazanah sastra Indonesia dengan menawarkan format cerita yang unik dan inovatif. Pentigraf juga menjadi sarana yang tepat untuk melatih kemampuan menulis kreatif, khususnya bagi pemula.

Berikut beberapa poin menarik tentang pentigraf:

  • Membaca pentigraf bagaikan menyantap camilan lezat, mengenyangkan namun tidak berlebihan.
  • Menulis pentigraf ibarat mengasah pisau, melatih ketajaman ide dan ketepatan kata.
  • Pentigraf adalah bukti bahwa cerita yang singkat pun bisa bermakna.


Dan ini adalah karya pertamaku menulis pentigraf, cerita berdasarkan kisah nyata dan nama yang disamarkan.

Inilah kisahnya :


SAAT TERAKHIR

Sebagaimana layaknya seorang guru yang dirindukan peserta didik. Begitu juga sosok Ilham, sebagai guru Pendidikan Jasmani. Peserta didiknya sangat antusias mengapresiasi jeritan peluit sang guru idola mereka. Kebiasaannya di luar jam sekolah, bermain sepak bola dan bersepeda membuat energinya terkuras dan tidak terkontrol, hingga suatu sore dia tersungkur di tengah permainan bola. Menurut hasil diagnosis ternyata Ilham terkena serangan jantung dan harus menginap di ruang ICU untuk perawatan intensif. Seminggu menjelang acara perpisahan purna bhaktinya,dia menghembuskan nafas terakhir. Begitu sulit kubayangkan, begitu sakit kurasakan. Ilham, inilah saat terakhirku melihat kamu, jatuh airmataku menangis pilu, di bawah batu nisan ini,barzakhmu yang penuh dengan curahan rahmat dari Rabbmu, sungguh kutak sanggup ini terjadi.innaa lillaahi wainnaa ilaihi raaji'un.

Salam literasi!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline