Apa kabar Yusim? Bagaimana kamu melalui hari-hari dalam musim ini? O iya aku menantikan kabar darimu. Sembari menanti, maukah kamu mendengarkan kisahku. Kisahku bagaimana melalui hari-hari dalam musim yang baru bagiku.
Aku gak tau nih, apakah gambaran yang tepat untuk menyimpulkan musimku. Aku coba gambarkan ya... Sekiranya kamu dapat menyimpulkan atau memberi masukan kepadaku ya Yusim.
26 April 2022, di Indonesia pada tanggal dan bulan ini harusnya musim kemarau kan ya? Iya benar Yusim. Namun kali ini aku menulis dari sudut musim hatiku. Eakk. Eh serius kalau gak di blog ini, di mana lagi aku bisa menjadi diriku yang aku suka. Hahaha.
Musim persembunyian bagiku. Menikmati makanan, minuman, alam, kerja, olahraga dan lain-lain dengan alam pikiranku. Tiada masukan kata-kata eksternal. Penafsiran diri mengenai diri kerap terjadi. Alam pikiranku serasa bebas namun tidak lepas.
Menurutmu apa yang aku rasakan? Sometimes feel blessed sometimes feel bad. Yap, bersyukur masih sehat, masih bisa berolahraga. Namun ada sesuatu yang gak tau itu apa yang nyangkut di dada guys.
Aku pikir ini gejolak pikiran dan perasaan yang kurang sinergis. Ada saran kah Yusim, apakah aku benar dalam melalui hari-hariku ini?
Teringat sebuah kutipan buku yang pernah aku baca mengatakan "perubahan musim kelak mengubah cara pandang, cara berpakaian, cara berjalan, dan lain-lain". Upss itu buku penulisnya siapa ya? Hahaha. Anggap aja keberadaannya ada.
Tapi benarkan setiap musim menuntut bagaimana cara kita beradaptasi untuk dapat melalui musim dengan baik dan menerima buah dari musim tersebut. Wisss ini ni nikmat menulis. Dapat motivasi guys. Eh kembali ke topik ya.
Tau gak latar belakang aku sertakan foto danau di kisah ini. Aku mikir sepertinya bebanku itu belum apa-apanya dibanding berkat alam yang kuterima.
Ya sebagai manusia kerap jatuh dalam "kemanjaan" pikiran yang menjatuhkan diri pada kenyamanannya "persembunyian" Sebenarnya bagaimana sih ini? Tolong beri aku saran guys? Hahaha.