Lihat ke Halaman Asli

Sistem Tak Ber-Tuhan; dan Cara kita Mengungkapkan Rindu

Diperbarui: 2 Mei 2017   08:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Satu: "Ke-Tuhan-an Yang Maha ESA."

Menjadi kalimat-kalimat yang familiar diperdengarkan di sekolah-sekolah di era 90-2000 an. Yang terjadi sekarang, mungkin agak berbeda dengan itu. Keduniaan yang maha esa. Ke-teknologian yang maha esa. Atau mungkin, ke-kapitalisme-an yang maha esa. 

Melihat ini semua, kita seharusnya tidak terlalu "kaget" jika tragedi-tragedi semacam 411 - baik aksi-aksi yang dilatari keberTuhanan maupun keadilan sosial akan mudah bermunculan dan mudah disulut. Sebelum "nyiyir" menyalahkan sana-sini, seharusnya kita mampu melihat sistem kita yang bobrok saat ini. Setelah "nyiyir" sana-sini, seharusnya sudah saatnya sekarang kita mampu menempatkan diri dengan baik, darimana semua ini harus diperbaiki. Agar tidak ada kesenjangan yang membuat masalah sosial lagi. Seharusnya energi dan perhatian kita bisa digunakan lebih baik lagi. Agar lebih berguna. Segala perubahan dimulai dari yang terkecil. Bukan begitu, kawan?

Selamat Pagi. 

Selamat memulai aktivitas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline