Wabah corona atau covid-19 yang melanda tanah air hingga saat ini, masih menjadi kajian oleh beberapa ahli baik dari pemerintah maupun tenaga kesehatan. Banyak yang terdampak akibat pandemi ini, salah satunya yaitu bidang pendidikan. Usaha yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi dampak tersebut berupa pembelajaran yang dilakukan di rumah secara daring/online serta membuat tayangan edukasi di saluran televisi TVRI. Pembelajaran ini berlaku secara umum baik kepada semua siswa reguler maupun Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Pernyataan tersebut sesuai Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 pada pasal 31 yang membahas tentang pembelajaran jarak jauh serta pasal 34 tentang wajib belajar bagi seluruh warga negara. Namun hal ini juga masih terjadi banyak kendala yang ditemukan dalam penerapannya seperti yang telah di bahas pada Kompas TV (1/5/2020) antara lain; ada daerah yang belum terkoneksi internet secara merata, kondisi perekonomian orang tua yang pas-pasan tidak mampu membeli smartphone atau ponsel pintar, selain itu pengetahuan orang tua yang kurang dalam mendampingi pembelajaran secara daring/online di rumah juga menjadi kendala. Selama kurang lebih tiga bulan dalam masa pandemi melaksanakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), kini mulai beransur-ansur dilakukan pelonggaran dan di gadang-gadang pemberlakuan new normal akan segera dilakasanakan.
Tanda tanya besar terjadi, siapkah kita?????? Kata kita disini tidak hanya anak reguler tetapi anak berkebutuhan khususpun juga pelu dipersiapkan khususnya untuk anak sekolah yang masih di tingkat dasar cenderung bermain dan berkumpul. Kesadaran masyarakat untuk kehidupan new normalpun masih rendah.
Pendidikan New Normal untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
Seperti yang diulas pada paragraf diatas bahwa salah satu bidang yang terdampak wabah pandemi ini adalah bidang pendidikan. Pada permasalahan ini guru, orang tua, maupun masyarakat perlu bekerjasama dalam memberikan pemahaman terhadap Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) untuk melakukan kehidupan new normal sesuai prosedur penanggulangan covid-19 yang dapat diterapkan disekolah maupun di rumah. Penanganan yang harus dilakukan juga berbeda-beda mengingat Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) mempunyai kategori yang luas. Menurut Sunanto (2009), pengistilahan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) bukan berarti menggantikan panggilan anak penyandang cacat atau anak luar biasa, melainkan memiliki pandangan yang lebih luas dan positif bagi anak dengan keberagaman yang berbeda, karena istilah Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) juga dapat disematkan untuk anak yang memiliki IQ tinggi atau diatas rata-rata.
Senada dengan pendapat Mulyono (2003) bahwa anak berkebutuhan khusus dapat dimaknai dengan anak-anak yang tergolong cacat atau yang menyandang ketunaan, dan juga anak yang berpotensi serta berbakat. Dari beberapa pengertian tentang Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), pembelajaran yang dapat diterapkan secara umum untuk mempersiapkan kehidupan new normal yaitu meningkatkan keterampilan bina diri dengan mengkombinasikan protokol kesehatan covid-19 pada setiap siswa baik disekolah maupun dirumah. Bina diri merupakan kegiatan pembinaan dan latihan yang dilakukan secara terencana dan terprogram terhadap Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) untuk dapat melakukan aktivitas sehari-hari. Bina diri meliputi; merawat diri, mengurus diri, menolong diri, komunikasi, sosialisasi/adaptasi, keterampilan hidup, dan mengisi waktu luang (Astuti,2003). Sedangkan protokol kesehatan pada masa new normal meliputi; pengecekan suhu tubuh, pemakaian masker, selalu jaga jarak dengan orang disekitar termasuk teman, serta selalu cuci tangan setelah melakukan kegiatan maupun menyentuh apapun. Sosialisasi secara langsung maupun komunikasi via WhatsApp harus sesering mungkin dilakukan guru terhadap orang tua murid untuk memastika anak dalam kondisi sehat dan baik. Tidak hanya disekolah hal tersebut juga perlu diterapkan serta support dari orang tua di rumah kepada anak untuk memberikan pengertian tentang bahaya pada masa pandemi saat ini.
Wabah ini mengajarkan kita tentang banyak hal diantaranya kebersihan dan kesehatan terhadap diri sendiri, kegiatan sosial dengan membantu sesama, kedisiplinan mentaati peraturan, kekuasaan Sang Pencipta Alam, serta kebersamaan dalam keluarga. Maka selalu waspada dan selalu jaga anak-anak khususnya Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) untuk menjalani kehidupan new normal tanpa paksaan dan kebingungan. Tetapi jika memang kehidupan new normal memang belum bisa dilaksanakan atau dengan kata lain masih dalam kondisi wilayah yang mengkhawatirkan, maka menurut saran seorang pakar Difabel Dr. Joko salah satu Dosen Pendidikan Luar Biasa (PLB) ada beberapa tips yang perlu dilakukan guru dan orang tua dalam mendampingi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di masa pandemi adalah;
1. Ada kerjasama antara orang tua, guru dan sekolah
2. Orang tua selalu mengikuti arahan dari sekolah/guru
3. Orang tuan melakukan perunbahan dan penyesuaian
4. Manfaatkan sumber daya yang ada di rumah
5. Buat kegiatan dirumah sebagai belajar harian