Pendidikan guru penggerak adalah program Pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk mencetak para guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran yang baik yang berpihak pada murid, yang mampu memberikan pelayanan Pendidikan kepada murid sesuai denga kodrat alam dan kodrat zaman. Setelah saya dinyatakan lulus dan mengikuti Pendidikan Guru Penggerak ini saya sangat bersyukur sekali kepada Allah SWT, karena saya mampu melawati serangakian seleksi dan akhirnya bisa sampai pada Pendidikan Guru penggerak ini. Dan ternyata setalah hamper 3 bulan saya mengikuti Pendidikan Guru Penggerak ini, banyak hal-hal yang saya peroleh terutama berkaitan dengan bagaimana seharusnya kita menjadi pemimpin pembelajaran. Adapun materi modul yang telah saya pelajari sampai saat ini adalah modul 1.1 tentang filisofi pemikiran KHD, modul 1.2 tentang nilai-nilai dan peran guru penggerak, modul 1.3 tentang visi guru penggerak, dan modul 1.4 tentang budaya positif.
Pada Modul 1.1 tentang filosofi pemikiran KHD, beliau menyampaikan bahwa Pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak (kodrat alam dan zaman) agar mereka mencapai keselamtan dan kebahagiaan setinggi-tingginya baik sebagai manusia/anggota Masyarakat. Pendidikan menghamba kepada murid, Dimana pendidian berpihak pada murid sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya. Dalam Pendidikan menurut KHD guru ibarat lahan dan murid ibarat benih. Petani hanya bisa menuntun tumbuhnya benih menjadi tumbuhan yang baik dan subur.
Pada modul 1.2 saya juga belajar tentang niali-nilai yan harus dimiliki seorang guru penggerak serta peran guru penggerak. Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, kita harus memiliki Nilai-nilai guru penggerak. Adapun nilai-nilai guru penggerak tersebut diantaranya : Mandiri, reflektif, inovatif, kolaboratif, dan berpihak pada murid. Sedangkan peran guru penggerak diantaranya : menjadi pemimpin pembelajaran, mondorong kolaboratif, mewujudkan kepemimpinan murid, menjadi coch bagi guru lain, dan menggerakan komunitas praktisi.
Pada modul 1.3, saya mempelajari tentang visi guru penggerak. Visi diibaratkan sebagaibintang penunjuk arah yang memandu penjelajah mencapai tujuannya. Visi adalah reprentasi visual kita akan masa depan. Visi seorang guru harus dapat diamini semua pihak karena sangat jelas keberpihakannya kepada murid. Visi dapat terwujud jika adanya Kerjasama antar warga sekolah. Oleh karena itu diperlukan langka-langkah konkrit dengan menggunakan metode inkuiri Apresatif (IA) dengan menggunakan tahapan BAGJA (Buat pertanyaan/define, Ambil peljaran/discover, gali mimpi/ dream, Jabarkan rencana/design, atur eksekusi/deliver).
Pada modul 1.4, saya belajar tentang Budaya Positif. Budaya positif merupakan perwujudan dari nilai-nilai atau keyakinan universal yang diterapkan di sekolah. Budaya posiitf dapat mendorong murid unutk mampu berpikir, bertindak dan mencipta sebagai proses memerdekakan dirinya sehingga murid mampu mandiri dan bertnggung jawab. Budaya positif terdiri dari beberapa bagian, diantaranya : Disiplin positif, teori motivasi, hukuman dan penghargaan, restiusi, keyakinan kelas, kebutuhan dasar manusia, lim posisi control, dan segitiga restitusi.
Disiplin Positif merupakan suatu pendekatan untuk menerapkan disiplin dalam diri murid tanpa hukuman dan hadiah. Teori motivasi, hukuman dan penghargaan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk membantu murid berperilaku dengan cara yang lebih positif. Keyakinan kelas, merupakan kesepakatan kelas yang diyakini Bersama guru dan murid dengan harapan dapat meningkatkan kedisiplinan murid. Kebutuhan dasar manusia, terdiri dari kebutuhan bertahan hidup (survival), kasih sayang dan rasa diterima(love & belonging), penguasaan (power), kebebasan (freedom)dan kesenangan (fun). Posisi control, ada lima posisi control guru terhadap murid yaitu : penghukum, pembuat merasa bersalah, teman, pemantau, dan manjer. Dalam hal ini, seorang guru harus mampu menempatkan posisi control terhadap muridnya yaitu posisi manajer. Dimana penyelesaian setiap masalah dnegan menggunakan Langkah-langkah dalam segitiga restitusi yaitu : menstabilkan identitas, validasi Tindakan yang salah, dan menanyakan keyakinan.
Adapun tujuan dari restitusi yaitu :
- Bukan untuk menebus kesalahan, namun untuk belajar dari kesalahan
- Restitusi memperbaiki hubungan
- Restitusi adalah tawaran bukan paksaan
- Restitusi menuntun untuk melihat ke dalam diri
- Restitusi mencari kebutuhan dasar yang mendasari Tindakan
- Restitusi diri adalah cara yang paling baik
- Restitusi focus pada karakter buan Tindakan
- Restitusi menguatkan
- Restitusi focus pada Solusi
- Restitusi mengembalikan murid yang berbuat salah pada kelompoknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H