"Konspirasi bisnis"..mungkin selanjutnya akan saya sebut sebagai "kepentingan bisnis". Harap diperhatikan bagi yang sedang/ingin membuka usaha. Beberapa contohnya sebagai berikut:
Contoh kecil pertama. Sebuah perusahaan pengembang komputer (perusahaan A) membatasi penjualan-penjualan software-nya kepada perusahaan pesaing (perusahaan B) dengan tujuan agar perusahaan A tetap memiliki kekhasan dan tentunya tidak ingin perusahaan B melesat di pasar. Hal ini merupakan "kepentingan bisnis" yang sehat. Tidak ada yang dirugikan, justru dengan kompetisi yang ketat, teknologi akan terus dikembangkan, dan konsumen tinggal memilih.
Contoh kecil kedua. Sebuah perusahaan makanan (perusahaan C) membuat isu bahwa makanannya menjijikan karena mengandung daging tikus atau sebagainya. Setelah itu perusahaan C menyanggah isu tersebut dengan bukti. Perusahaan C melakukan hal tersebut guna konsumen penasaran sehingga produk mereka laku. Meskipun sebenarnya isu tersebut palsu, hal ini dapat menimbulkan keresahan konsumen akibat isu itu. Tindakan perusahaan C tersebut sangatlah tidak etis karena hanya memikirkan "kepentingan bisnis" semata.
Contoh kecil ketiga. Kira-kira seperti contoh kedua, namun yang membuat isu di sini adalah perusahaan pesaing (sebut perusahaan D), padahal sebenarnya tidak ada apa-apa. Tindakan ini adalah sangat hina karena sudah memfitnah, dan tentu juga tidak etis. Konsumen dirugikan karena sudah dibuat resah akan isu tersebut, dan perusahaan C juga dirugikan karena divonis isu yang tidak jelas.
Semoga dalam setiap kegiatan berbisnis kita tetap dapat menjaga nilai-nilai etika dengan tidak melakukan manuver-manuver yang merugikan atau meresahkan pihak lain.
---
Yuga Lendistanu,
Mahasiswa Teknik Kelautan
Institut Teknologi Bandung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H