Lihat ke Halaman Asli

Yuthi Marada

Pengelana kata

Manusia dan Segala Bentuk Kekuatannya

Diperbarui: 29 Oktober 2022   13:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Elemen alam yang selama ini terbentuk berasal dari satu per satu makhluk individu. Lebih lanjut mereka sebenarnya saling terhubung dan terikat satu sama lain baik secara sadar maupun tidak sadar. Lebih dekatnya lagi komponen ini dapat melahirkan ekosistem yang baru dalam kehidupan. Dan pada semestinya, merekalah yang memiliki kekuatan untuk mengendalikan sesuatu terlebih mengendalikan dirinya sendiri. Mereka disebut manusia. Bertumbuh sempurna karena akal dan hati.

Manusia dan segala kekuatannya. Dapat membentuk perubahan bahkan peradaban baru. Dengan ini ia bisa dikatakan sebagai makhluk yang sempurna. Baik dari segi jiwa maupun raganya, baik dari segi akal maupun hatinya. Karena ia dapat mengemban kehidupan yang dipikulnya. Bahkan ia dapat merubah kondisi yang semula sukar menjadi dapat teratasi. Kekuatan yang ia miliki adalah anugerah dalam penciptaannya dari Sang Mulia Allah SWT. Kendati hal demikian manusia pun memiliki keterbatasan dalam menjalani kehidupannya.

Berangkat dari persoalan penciptaan manusia sebagai Khalifah sekaligus perusak dimuka bumi ini. Sudah semestinya ia memikirkan bagaimana membangun sebuah hubungan baik secara personal maupun interpersonal. Dengan demikian barulah manusia dapat menyandang status sebagai Ulil Al-Bab atau orang-orang yang berfikir.

Dalam hal ini manusia menjalani banyak fase dihidupnya untuk sampai kepada tujuannya yaitu menjadi manusia yang seutuhnya dan sepenuhnya memegang kendali diri. Singkatnya ia dapat memaknai kehidupan lewat serangkaian permasalahan bahkan cobaan (trial and error). Itulah yang dapat membuat manusia naik kelas ke standar yang lebih tinggi. Dikarenakan adanya daya juang melebihi manusia lainnya. Kapasitas yang berbeda pun bermunculan. Inilah yang menyebabkan timbulnya kemajemukan dan dinamika yang dirasakannya pun semakin beragam dan bervariasi.

Dalam perspektif yang berbeda kita dapat memahami bagaimana manusia menggunakan kekuatannya untuk dapat bertahan hidup. Kekuatan yang muncul dari manusia dapat berupa akal, panca indera, dan intuisinya. Dan pola yang sama akan muncul menjadi serangkaian aktivitas yang dapat disadari maupun tidak disadari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline