Lihat ke Halaman Asli

Yusya Rahmansyah

Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Siliwangi

Blunder Milenial "Unggulan" ala Pak Presiden

Diperbarui: 1 Mei 2020   19:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Presiden dan Tujuh Milenialnya (kompas.com)

Milenial, kata yang rutin terdengar dalam lima tahun terakhir. Kata yang lumrahnya merujuk kepada sebuah generasi yang muda dan inovatif. 

Belakangan ini pasca pilpres 2019, kata milenial mengalami peningkatan penggunaan, karena hadirnya pilpres menimbulkan perburuan milenial yang dilakukan kubu-kubu politik guna meningkatkan suara saat pemilu nanti. Hasilnya kata milenial memiliki tendensi politis dalam pembahasannya di media saat itu.

Lantas, apakah kata milenial memang memiliki tendensi politis dalam pengunaannya? pada masa kampanye pilpres yang lalu, kedua kubu hampir menggunakan berbagai cara guna meraih hati pemilih milenial. 

Dikubu Prabowo, dengan adanya Sandiaga Uno sebagai calon wakil presiden diyakini mampu meraih hati milenial. Mengingat Sandiaga Uno yang dekat terhadap milenial. 

Lain halnya dikubu Joko Widodo, dengan menggunakan gaya berpakaian yang santai dan tidak formal menjadikan kubu Jokowi dipandang modis dan modern oleh milenial. sampai akhirnya pilpres berakhir dengan Jokowi kembali menjabat sebagai presiden.

Setelah pemilu berakhir, kata milenial masih belum lepas dari konsumsi publik dan juga masih erat kaitannya dengan tendensi politik. pada Kamis, 21 September 2019, Presiden Jokowi menunjuk 13 orang sebagai staf khususnya dan 7 diantaranya merupakan kalangan milenial. 

Tujuh orang milenial ini merupakan orang-orang yang dilihat memiliki kelebihan dibidangnya, rata-rata milenial pilihan tersebut merupakan pemilik dari perusahaan start-up yang erat kaitannya dengan milenial. Maka, milenial-milenial "unggulan" ala Jokowi mulai menjadi pejabat pemerintahan setelah pengumuman staf khusus tersebut.

Maka, milenial-milenial "unggulan" ala Jokowi mulai menjadi pejabat pemerintahan setelah pengumuman staf khusus tersebut

Kehadiran milenial-milenial dilingkungan kepresidenan semakin menunjukkan bahwa pemerintahan saat ini merupakan pemerintahan yang mengusung anak-anak muda untuk ikut sebagai bagian dari pemerintahan dan bukan pemerintahan yang kolot dan kaku. 

Dengan masuknya milenial kedalam lingkungan kepresidenan menunjukkan bahwa kata milenial masih lekat dengan tendensi politis bahkan setelah pilpres berlangsung. 

Selain itu posisi Joko Widodo sebagai presiden juga akan dipandang lekat dengan generasi muda dan inovatif dengan pengusungan milenial-milenial unggulan sebagai staf khusus presiden.

Namun, hadirnya staf khusus milenial ini menimbulkan polemik tersendiri. Staf khusus milenial Jokowi nantinya bekerja sebagai pemberi masukan dan tidak berkerja dengan penuh waktu di istana. Jokowi memahami bahwa kebanyakan mereka merupakan pengusaha muda yang memiliki tanggung jawab terhadap perusahaannya masing-masing.

"Minimal seminggu, dua minggu, pasti ketemu" Kata Jokowi dilansir dari kompas.com, Jumat (22/11/2019)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline