KABUPATEN MOJOKERTO. SMAN 1 Gondang (SMAGO) kembali mengukir terobosan dalam bidang kurikulum dan pembinaan kesiswaan. Khususnya dalam implementasi Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Kali ini dibuktikan melalui keberadaan peserta didik yang tergabung dalam grup sholawat Al -- Jamil.
Terbentuknya Al -- Jamil, tentu saja berawal dari keberadaan ekstrakurikuler kerohanian Islam atau UKKI SMAN 1 Gondang. Aktifitas dan bakat mereka pun, lambat tapi pasti mulai berkembang dengan keberadaan program SMAGO Bersholawat disekolah. Hingga pada akhirnya, potensi itu pun dijadikan salah satu objek garapan dalam P5 Kurikulum Merdeka.
Aktifitas yang dilakukan grup bersholawat Al -- Jamil merupakan satu dari sekian banyak implementasi dimensi profil pelajar Pancasila. Tepatnya pada dimensi Beriman, Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia, Bergotong Royong, serta Kreatif. Hal inilah yang membuat Al -- Jamil kian termotivasi untuk terus berkarya dan berprestasi.
"Sebagai pembina Al -- Jamil, saya berusaha melakukan yang terbaik. Amanah bapak kepala sekolah agar kita harus dapat memahami potensi peserta didik, adalah pelecut bagi saya untuk kian tergerak. Dari situlah, selain berlatih maksimal, anak-anak saya damping untuk ikutan lomba," ungkap Prananda Nur Fauzi, S.Pd., selaku pembina OSIS SMAGO bidang 1.
Ungkapan Pak Nanda, sapaan karib pembina Al -- Jamil itu, dirinya bersama pelatih bersinergi untuk terus membekali personil Al -- Jamil dalam olah musik dan olah vokal di seni Banjari. Salah satu lomba yang diikuti minggu ini adalah Festival Banjari di Universitas KH. Abdul Chalim (UAC), Kembangbelor -- Pacet.
Meskipun tak meraih kemenangan, hal itu bukanlah masalah. Bagi pak Nanda, anak-anak harus tetap semangat dan berproses. Bagaimana pun, proses tidak akan pernah mengkhianati hasil. Oleh karenanya, Pak Nanda bersama pelatih Al -- Jamil, Aminuddin Aziz, terus memotivasi anak didik dan anak latihnya agar terus berusaha.
"Dalam sebuah perlombaan, kegagalan adalah suatu hal yang harus dilalui oleh semua orang. Tujuannya apa? Agar anak-anak menghargai proses. Oleh karenanya, jangan berkecil hati, jangan patah semangat, dan jangan berhenti berkarya," ujar Pak Nanda penuh optimistis akan potensi anak binaannya.
Lebih lanjut Pak Nanda meningatkan, untuk sampai di lantai atas, seseorang harus melalui anak tangga satu persatu. Nikmati saja setiap fasenya dan semua harus yakin, bila kelak daya upaya dan usaha itu akan menuai hasil.