Top leader sekolah harus berpikir cerdas dan berdaya inisiatif tinggi. Tujuannya tak lain demi kualitas sekolah yang bermutu. Seperti yang dilakukan Kepala SMAN 1 Bangsal Kabupaten Mojokerto ini.
Usai meluncurkan inisiatif Gerobak Dorong Tangguh (Gedor Tangguh) di masa pandemi Covid-19, kini dirinya pun meluncurkan inovasi lagi. Inovasi itu diberi nama Harmonisasi sekolah. Untuk diketahui, inovasi Gedor Tangguh SMAN 1 Bangsal sempat menjadi 5 besar finalis inovasi sekolah di ajang SMA Award Jawa Pos 2020.
Tak kehabisan inisiatif, kali ini Kepala SMAN 1 Bangsal meluncurkan program Harmonisasi Sekolah. Inovasi ini memang sederhana tetapi sangat dalam maknanya. Utamanya sebagai bentuk inovasi menghadapi proses belajar mengajar (PBM) tatap muka.
"Inovasi harmonisasi sekolah ini, bukan berarti kondisi sekolah tidak harmonis. Inovasi ini justru untuk meningkatkan kualitas interaksi antara komite, tenaga pendidik, dan tenaga kependidikan. Sehingga pencapaian tujuan pendidikan lebih mudah diraih dengan adanya komunikasi efektif dan rasa kekeluargaan," ungkap Drs. H. Sugiono, M.Pd., Kepala SMAN 1 Bangsal.
Program harmonisasi sekolah, lanjut Pak Gik, sapaan karib Kepala SMAN 1 Bangsal, merupakan inisiatif dirinya untuk meningkatkan kualitas komunikasi internal dan eksternal sekolah. Hanya saja, kali ini lebih fokus pada internal sekolah. Mengingat kekuatan sekolah itu dasarnya harus dibangun dari dalam sekolah terlebih dahulu.
"Sejatinya proses harmonisasi sekolah sudah saya jalankan dari dua tahun silam. Namun prosesnya alamiah dan mengandalkan potensi masing-masing individu dalam sekolah. Namun, saat masa Pandemi Covid-19, banyak hal terjadi yang menjadi penyebab kurangnya komunikasi antar elemen di sekolah. Nah, saya pikir sekarang ini saat tepat untuk memunculkan program harmonisasi sekolah itu. Apalagi menghadapi pemberlakuan PBM tatap muka," ucapnya menegaskan.
Masih menurut Pak Gik, beberapa kegiatan dalam rangkaian harmonisasi sekolah sudah rutin dilakukan. Misalkan, rapat dinas dan koordinasi rutin yang selalu diselingi dengan penekanan-penekanan khusus. Sambung rasa dengan seluruh elemen sekolah, hingga kegiatan di luar sekolah yang bertujuan mengakrabkan seluruh elemen pendukung sekolah.
"Masing-masing individu memiliki karakter berbeda-beda dan itu potensi. Dari perbedaan itulah saya satukan dengan visi misi sekolah. Sehingga antara komite sekolah, tenaga pendidik, dan tenaga kependidikan mampu memahami persoalan sekolah secara utuh.
Nah, dari situlah muncul kerjasama yang akan mampu bersinergi untuk menggapai tujuan utama dalam pendidikan ini," ujar pria berkacamata itu penuh semangat.
Gagasan Kepala SMAN 1 Bangsal itu pun diapresiasi Ketua Komite SMAN 1 Bangsal. Adalah Drs. H. Sugiyanto yang merasa mendapatkan manfaat atas inisiatif harmonisasi sekolah. Dirinya sebagai Ketua Komite pun akhirnya mencoba melakukan upaya itu hingga di jajaran walimurid.
"Ide beliau (Kepala SMAN 1 Bangsal, red.) sangat bagus. Sederhana tetapi penuh makna. Prinsipnya, untuk memajukan sekolah itu tak hanya butuh kecerdasan akademik semata.