Lihat ke Halaman Asli

Kesenjangan Intelektual

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Zaman semakin berkembang, tekhnologi semakin hari semakin maju, banyak penemuan penemuan baru yang diciptakan manusia, ribuan pemikir dan ilmuwan lahir setiap tahunnya, begitu juga seterusnya akan banyak generasi2 pintar yang akan lahir.

Tapi faktanyakarna kepintaran manusia itulah terjadi kekeacauan disana sini, perang dimana mana, saling menjatuhkan, persaingan tidak sehat, kenakalan remaja dan berbagai macam penyakit kejiwaan yang timbul. Itu salah satu pertanda bahwa manusia telah melupakan satu hal yang mendasar dari kehidupan selain “Agama” yaitu “Sosial”bermasyarakat. Sosial sendiri berasal dari bahasa Yunani “ Socius” yang berarti kawan,, sedangkan Sosiologi berarti ilmu yang mempelajari tentang teman ( jamaknya “ masyarakat )..

Manusia tidak lagi memerhatikan nilai2 dalam kehidupan ,,Manusia sekarang hanyalah terpaku kepada kepintaran intelektual semata, tidak lagi memperhatikan alam, dan tidak lagi memperhatikan kehidupan dengan sesama, tidak ada lagi kehidupan yang berdampingan aman dan tentram. Kalaupun itu ada hanyalah dengan meng atasnamakan kepentingan belaka. Kita bisa dirikan gedung pencakar langit, tapi kita tidak bisa mendirikan rumah tangga yang baik, kita bisa ciptakan senjata, dan banyak robot tapi terkadang kita tidak tau cara menciptakan kebersamaandengan orang2 di sekitar kita.

Murid di sekolah diajarkan berbagai macam ilmu pengetahuan, mereka belajar dari pagi sampai sore. Dari senen – Sabtu. Tapi kita melupakan satu hal, berinteraksi dengan masyarakat adalah modal, bagian yang terpenting dalam kehidupan, karna dengan bisanya seorang manusia berinteraksi dengan baik dengan lingkungan yang berisikan banyak orang di dalamnya, maka kekacauan ketidak harmonisan tidak lagi tercipta, kehidupan tentram yang selama ini diimpikan akan tercipta. Di sekolah memang diajarkan ilmu sosial, tapi pada kenyataan itu lebih banyak mengacu pada teori saja, mereka pergi pagi kemudian sorenya mereka pulang kerumah, kemudian buat tugas dan menghabiskan waktu dengan keluarga, Hari Minggu mereka juga pergi liburan dengan keluarga masing2, mereka Cuma bisa mencuri waktu beberapa jam untuk bermain dengan temannya di rumah .. mana waktu mereka berinteraksi dengan masyarakat luas…. ? apakah dengan berinteraksi 1 atau 2 jam dengan masyarakat plus segudang teori ilmu sosial disekolah membuat siswa bisa hidup bermasyarakat dengan baik?? Tentu tidak.

Mereka bisa mengerjakan Al jabar, hafal rumus2 kimia, tapi mereka bahkan tidak kenal tetangga sendiri, sungguh ironi sekali system Pendidikan kita. Seharusnya sekolah sekolah yang ada lebih jeli memperhatikan sisi ini, menambah jam pelajaran Agama dan sosial, mengikut sertakan siswa dalam kegiatan bermasyarakat, seperti goro bersama , kemah bakti, mendirikan organisasi2 sosial dan sebagainya. Sehingga terciptalah generasi generasi yang tidak hanya pintar secara intelektual, tapi bisa diandalkan dalam bermasyarakat. Sehingga kerukunan dan kebersamaan dalam masyarakat bisa tercipta.

Quote:

“ Kebersamaan adalah Hal yang terlalu mahal bagi orang2 intelektual yang hanya mementingkan masa depan “ – Casey the wise

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline