Lihat ke Halaman Asli

Puisi: Putri Anggun, Aku Diam

Diperbarui: 20 Januari 2024   10:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.pixabay.com

Dirasa ada rasa tentang putri anggun, semampai berhias gaun lembayung
Jiwa mengendap senyap tatap ayunya sampai lupa menghirup udara
Aku menyapa putri dalam batin ketika hati berkelana tanpa ujung
Di timur fajar berbisik "mari panggil nama si semampai anggun, jangan berlambat, putri di kejar asmara"
Ketika di barat senja berseru " ikat hatinya erat ! sebab putri akan patah hati dan berkabung"
Putri apakah aku menjadi berkatmu atau malahan menjadi bencana ?
Jika hati telah tertambat apakah akan tetap kuat, sampai berhenti detak jantung?
Apakah putri anggun tetap setia saat lapar dan haus ? atau bersungut ketika bersolek sirna ?
Apakah aku tetap setia meski putri telah berkerut dan cantiknya pudar di telan usia tak terhitung?
Biarlah Allah yang penuh kasih setia ada diantara kita, jelita anggun

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline