Lihat ke Halaman Asli

Yusuf Yahya

Orang Biasa yang Lagi Belajar

Secarik Pesan untuk Kawanku (Pedagang Kecil)

Diperbarui: 23 Juni 2020   19:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Secarik Pesan (Sumber: fatkhan.web.id)

Pandemi memang belum usai, namun kehidupan kita haruslah tetap berjalan. Kita sama-sama memahami bahwa keadaan ini membuat segalanya menjadi tidak pasti. Namun yakinlah, bersama kita bisa melalui hal ini. R.A. Kartini pernah bilang "habis gelap terbitlah terang".

Apa kabarmu kawan? Semoga kesehatan dan kebahagiaan selalu Tuhan curahkan untukmu, begitu juga dengan keluargamu. Kita menyadari bahwa pandemi ini belum usai, proses penanganannya masih berlangsung. Bahkan hingga hari ini masih ada sejumlah kasus yang terdeteksi dan teridentifikasi positif.

Kita pun memahami bahwa pandemi ini membuat segalanya menjadi tidak pasti. Penghasilan pun cenderung tidak sama lagi seperti waktu dulu. Sementara kebutuhan hidup terus menuntut untuk terpenuhi. Belum lagi ada orang-orang yang menggantungkan nasibnya kepada kita. Lantas haruskah kita berhenti?

Kami mengerti, ini tidak mudah. Kita hanyalah pedagang kecil yang cuma bermodalkan tekad dan nekat. Tetapi, mau tidak mau kita harus menghadapi kenyataan ini. Sebab ketika kita melemah, maka akan ada dampak yang ditimbulkan. Tidak hanya bagi perekonomian kita, namun juga bagi orang banyak.

Ingat, walaupun sebatas pedagang kecil, sesungguhnya kita telah ambil posisi dalam menjaga stabilitas sistem keuangan (SSK) sebagai aktor ekonomi. Jika kita kacau, maka besar kemungkinan stabilitas itu pun akan kacau. 

Oleh karenanya, mari kita cerdas berperilaku, agar stabilitas itu tetap terjaga. Paling tidak apa yang dilakukan dapat membantu kesuksesan BI dengan kebijakan Makroprudensialnya. Lantas apa yang dapat diperbuat di tengah ketidakpastian ini?

1. Introspeksi Diri, Mungkin Ada yang Salah

Ilustrasi Introspeksi Diri (Sumber: dewandakwahaceh.com)

Pertama, coba introspeksi diri, barangkali ada yang salah. Hal ini penting, sebab menjadi salah satu faktor mengapa kita berada dalam kondisi seperti ini. Ingat, memperbaiki kualitas diri bukan hanya persoalan sesama, namun juga persoalan kepada Dia. Dia yang memang memiliki hak hakiki untuk mengatur rezeki setiap umat-Nya.

2. Tetap Produksi dan Sesuaikan dengan Kondisi

Kedua, ayo tetap produksi dan sesuaikan dengan kondisi saat ini. Sepi pelanggan? Jangan khawatir, pelanggan itu tetap ada, namun ada hal yang harus diubah. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline