Beralih dari panasnya perebutan kursi nomor 1 DKI yang semakin hari semakin memanas bak lirik lagu “bumi ini semakin panas”, kini kasus si kopi maut kembali memanas. Kasus yang lagi heboh-hebohnya layak nya sinetron gerobak bubur naik pohon yang tak berujung. Kasus meninggalnya wanita muda yang juga pengantin baru bernama Wayan Mirna Salihin yang meninggal setelah minum kopi Vietnam di Oliver Cafe, West Mall Grand Indonesia Shopping Town, Jakarta Pusat pada 6 Januari 2016 menjadi demikian panjang.
Setelah Jessica Wongso ditetapkan jadi tersangka, belum ada bukti otentik yang menunjukkan Jessica benar-benar membunuh Mirna yang merupakan sahabatnya. Bukti-bukti yang dipaparkan penyidik juga dianggap lemah. Mengapa dianggap lemah? Karena seperti soal keberadaan racun sianida di dalam kopi yang diminum Mirna, tidak ada saksi yang melihat saat Jessica meletakkan racun mematikan itu ke gelas Mirna. Dan juga tempat duduk yang tidak terpantau jelas oleh kamera CCTV yang menyulitkan bukti atas kematian Mirna, namun polisi tetap memiliki rekaman CCTV (mungkin dari sudut lain) yang dapat dijadikan bukti otentik dalam kasus ini, hanya saksi mata yang merupakan alat bukti paling kuat pada kasus ini.
Selain itu dalam proses pemeriksaan terhadap Jessica, yang dilakukan oleh polisi adalah melakukan tes kebohongan menggunakan alat pendeteksi kebohongan (lie detector). Bagi seseorang yang merasa bersalah telah melakukan kejahatan besar seperti pembunuhan, sulit rasanya melewati tes ini. Mengingat seseorang yang melakukan kejahatan umumnya akan mengalami rasa bersalah, kepanikan, gelisah, takut, yang akan terdeteksi oleh alat ini. Namun Jessica berhasil melewati tes uji kebohongan ini. Semua keterangan di atas hanya beberapa dari banyaknya bukti-bukti. Kasus yang sungguh menyulitkan hingga menjadi misteri dan akan terungkap semua di akhir episode
Bergeser sedikit dari siapa yang memberikan sianida di kopi Mirna, Beng Beng Ong yang menjadi saksi ahli menyebutkan bahwa sianida dapat timbul sendiri karena proses kimiawi. “Ada beberapa hal yang menyebabkan munculnya sianida pasca kematian di dalam tubuh. Bisa karena proses kimiawi, bisa pula karena proses biologis, yaitu dari bakteri penghasil sianida,” ujar Beng Beng Ong yang menjadi saksi ahli meringankan terdakwa Jessica di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Senin (5/9) malam.
Beng Beng Ong menanggapi hasil pemeriksaan Puslabfor Mabes Polri yang menyebutkan ada 0,2 miligram perliter sianida dalam lambung korban. Ketidakpastian proses munculnya sianida ini membuat keberadaan sianida pun tidak konsisten.
Kini kasus ini terus berlanjut, berlarut-larut dan menjadi misteri yang sulit di pecahkan yang sudah hampir mencapai 10 bulan kasus ini berjalan. Hingga telah sampai ke episode ke 26 dan akan berlanjut ke episode-episode berikutnya kasus ini masih dalam tanda tanya besar siapa sesungguhnya pembunuh Wayan Mirna Salihin? Jessica kah? Sianida kah? Atau ada hal lain? Entah siapa kita lihat sampai kapan kasus ini akan berlangsung dan siapa yang menjadi tersangka semua akan terungkap pada episode terakhir. (jika ada episode akhir).
Nama: Yusuf Pratama Putra
Nim: 07031181520049
Kelas: Ilmu Komunikasi A (Kampus Indralaya)
Kampus: Universitas Sriwijaya