Lihat ke Halaman Asli

Menari Dengan Bayangan: Album Disruptif Penghujung Dekade [Hindia Album Review]

Diperbarui: 24 Desember 2020   17:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hindia - Menari Dengan Bayangan

"Setelah gue melewati masa keterpurukan dalam hidup, masuk proses pemulihan, di proses pemulihan inilah  gue mulai nulis semua lagu di album ini"

- Baskara Putra, Kompas

Album             : Menari Dengan Bayangan

Produser        : Baskara Putra, Adhe Arrio, Ibnu Dian, Petra Sihombing, Rayhan Noor, Rizky Indrayadi, YosugiWisnu Ikhsantama W.

Rilis                  : 29 November 2019

Label               : Sun Eater (Independen)

Rating             : 8,7/10

Suatu masa di penghujung dekade 2010-an, musik populer Indonesia mulai mencapai titik jenuhnya. Rentetan solois bertemakan lagu asmara picisan penuh metafora telah merangsek seluruh sudut industri; sementara generasi baru terus mencari sumber pelarian lain. Ketika musik nasional bertahan dengan status quo, skena musik urban justru bergerak ke arah berbeda. Di tengah persimpangan tersebut, album 'Menari Dengan Bayangan' hadir.

Dirilis secara bertahap sepanjang 2019, album debut Baskara Putra / Hindia  ini mengusung genre alternatif; sentuhan drum beat elektronik dengan kombinasi berbagai gaya musik cukup dominan digunakan. Vokal berat ala Justin Vernon (Bon Iver) miliknya seolah mendukung nuansa intim dari tema personal album; lirik padat berisi curhatan pribadi yang lugas, jujur, dan relevan dengan keresahan anak muda urban awal umur 20-an. Menyimak album ini serasa dirangkul kawan di tengah dera masalah dan padatnya kesibukan, mengingatkan bahwa kita sesungguhnya tidak sendirian.

Sempat lalu-lalang sebagai vokalis band rock .Feast sejak 2012, alumnus Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia ini mengawali proyek solonya di tahun 2018 dengan single 'No One Will Find Me' yang kental nuansa alternatif elektronik; barangkali adalah beberan atas kedatangan album perdananya. Menggandeng kolaborator semacam Matter Mos, Petra Sihombing, Sal Priadi, Rara Sekar, Kamga, dan Natasha Udu; di album ini ia menunjukkan fleksibilitas beradaptasi terhadap berbagai gaya musik partner: dari tembang indie-folk 'Membasuh' hingga balada piano 'Belum Tidur'. Kemewahan komposisi tersebut mengantarkannya pada anugerah Artis Solo Pria/Wanita Alternatif Terbaik di AMI Awards 2020.

Keluar dari narasi romansa generik musik pop, Baskara menulusuri fenomena keseharian melalui kacamata pengalaman personal. Lirik disampaikan dalam bahasa fungsional yang relatif tidak estetis bak Ebiet G.Ade, tetapi apa adanya minim hiperbolis layaknya Iwan Fals. Jika tak diiringi lantunan instrumen, mungkin ia lebih mirip jurnal pribadi pemuda narsistik  antah berantah  yang cukup percaya diri menerbitkan tulisannya ke dalam bentuk buku dibandingkan sebuah album musik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline