Setiap kota pasti membutuhkan pembangunan, entah itu pembangunan jangka panjang atau pembangunan jangka pendek yang jelas pembangunan adalah Styledari setiap kota dan ajang adu gengsi dengan kota yang lain, karena paradigma yang muncul sekarang adalah apabila insfratuktur disuatu kota maju dan mutakhir maka kota tersebut adalah maju.
Berangkat dari situ lah, maka setiap kota pasti akan berusaha menjadi yang terdepan dan yang paling unggul dari kota yang lain, karena pembangunan kota adalah pembangunan insfratuktur atau wajah kota tersebut yang sedikit banyak nya akan bisa memajukan kualitas warga nya, atau yang biasa kita kenal dengan Index Pembangunan Manusia (IPM).
Dari setiap pembangunan yang ada pasti tidak serta merta bisa dijalankan, karena harus kita akui bahwa setiap pemimpin pasti mempunyai gagasan dan sudut pandang yang berbeda tentang pembangunan dan memiliki arti yang berbeda tentang pembangunan itu pula. Maka dari itu pasti setiap pemerintah kota pasti memiliki konsep yang berbeda tentang penataan kota. Dimana pembangunan yang dilakukan pemerintah sebelum nya berbeda dengan pembangunan yang sekarang.
Maka dari itu, dari setiap pembangunan yang ada pasti tetap akan ada luka yang tertunda. Pasti ada beberapa warga yang menentang, karena pasti ada yang beranggapan konsep yang ditawarkan pemerintah sebelum nya dinilai lebih baik untuk dilaksanakan. Belum lagi pemerintah yang menjabat bukan pemerintah yang pertama, bukan pemerintah yang melaksanakan dikota Jakarta, dimana sudah banyak warga yang sudah lama bahkan mungkin sangat lama tinggal di Jakarta.
Dengan adanya warga yang banyak menempati kota tersebut, pasti pembangunan juga akan lebih susah lagi dibangun, dengan padat nya kota jakarta pemerintah akan lebih susah dalam membangun dan menata kota tersebut. Disinilah yang membuat kebanyakan pemerintah Jakarta dilema, ketika pemerintah ingin membangun dan menata kota ada banyak sesuatu yang dirasa menghalangi dan membuat susah pembangunan nya.
Banyak solusi yang bisa ditawarkan untuk pembangunan kota Jakarta, seperti merelokasi warga – warga yang tinggal ditempat yang berbahaya atau yang tinggal ditempat yang membahayakan orang lan. Seperti orang yang tinggal disamping rel kereta api, dimana setiap saat mereka terancam bahaya, atau dengan warga – warga yang tinggal dibantaran sungai, yang mana mereka banyak yang mengotori sungai tersebut sehingga membuat banjir dan tidak bisanya dibangun suatu lahan sedikit untuk menormalisasi fungsi sungai tersebut.
Dengan begitu maka kota Jakart akan terus maju dan melesat naik menjadi kota yang baik dalam menata kota nya, tetapi juga tidak meninggalkan warga – warga nya dalam keterpurukan dan gaya hidup yang Jadul, karena insfratuktur nya maju tetapi manusia nya tetap saja bergaya hidup seperti saat tinggal sebelum dibangun kota nya. #BangunJakarta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H