Lihat ke Halaman Asli

Yusuf Bachtiar

Kencang dan terus berlari

Sejarah Adu Bedug dan Dondang, Festival Budaya Tahunan Warga Mustikajaya Bekasi

Diperbarui: 15 Juli 2019   00:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Festival Adu Bedug dan Dondang Mustikajaya Bekasi (Yusuf Bachtiar).

BEKASI - Festival Adu Bedug dan Dondang merupakan kegiatan rutin tahunan warga Kecamatan Mustikajaya yang sudah berlangsung sebanyak 14 kali. Dari tahun ke tahun, acara ini selalu dinanti warga dan dihadiri ribuan peserta dari masing kelurahan yang ada diwilayah setempat.

Sejarah digelarnya festival ini sangat lekat dengan kebiasaan warga Mustikajaya tempo dulu. Sesepuh sekaligus tokoh masyarakat setempat, Haji Hadi Sukatma (81) mengatakan, kebiasaan adu bedug sudah ada sejak tahun 1950an.

"Dulukan ini masih perkampungan, pada saat setelah lebaran warga anak-anak kampung mencari hiburan dengan mengarak bedug ke kampung-kampung, lama kelamaan diikuti oleh hampir seluruh warga dan menjadi kebiasaan," kata Hadi, Minggu (14/7/2019).

Kebiasaan adu bedung ini selain sebagai hiburan rakyat pada saat itu, selanjutnya berubah menjadi ajang silaturahmi warga antar kampung. Pemerintah Desa kala itu juga menyambut kehadiran kegiatan ini dengan memfasilitasi warga berupa tempat di lapangan desa.

"Pemerintah Desa saat itu ikut mendapingi masyarakat dari yang awalnya cuma mainan anak angon (anak kampung) berubah jadi tradisi setiap tahun setelah lebaran," ungkap dia.

Sementara untuk dondang, Hadi menjelaskan, budaya ini merupakan tradisi asli warga betawi Bekasi yang biasa dilakukan saat upacara pernikahan.

"Dondang ini merupakan wadah bawaan pengantin perempuan kepada pengantin laki-laki pada saat pengantin laki-laki mengadakan hajatan, istilahnya tiga harian," jelasnya.

Di dalam dondang, terdapat dua jenis makanan diantaranya makanan kue dan makanan lauk pauk khas betawi. Biasanya makanan itu terdiri dari dodol, geplak, uli dan wajik. Sedangkan lauk pauknya terdiri dari opor ayam, sayur gabus pucung, bekakak ayam, sayur bandeng.

"Sampai sekarang itu masih ada, tapi udah enggak pakai dondang lagi, sekarang biasanya pakai nampan atau wadah biasa," imbuhnya.

Pada tahun 2006, camat pertama Mustikajaya Jumhana Luthfi kala itu mulai mengagas budaya dan kebiasaan lokal warga dengan mengemasnya menjadi sebuah festival tahunan. Hingga saat ini, festival Adu Bedug dan Dondang terus diselenggarakan dan dihadiri ribuan masyarakat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline