Lihat ke Halaman Asli

Yusuf Ari Bahtiar

Sabar iku ingaran mustikaning laku

Perjuangan Aesthetic Sebagai Makhluk Sosial

Diperbarui: 25 Februari 2023   09:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

jalan-jalan ae (dok. pribadi)

Hallo Sobat, 

Gimana kabarnya nih, semoga selalu diberikan kesehatan yang barokah yaak...

untuk mengawali perjumpaan kali ini, abang awali dengan sebuah pantun yaak

jalan jalan ke pasar Buleleng

berhenti sebentar di pinggir kereta

masih pagi janganlah oleng

agar tidak tertinggal warta

Oke, mantap kan....

Nah, akhir-akhir ini banyak kejadian yang tak terduga, yang mana ada kalanya membuat kita menjadi resah dan bimbang, untuk mengambil keputusan. Emang sih, setiap keputusan yang nantinya di ambil pasti akan ada manfaat dan konsekuensinya.

Banyak isu yang beredar bahwa dalam masyarakat masih terjadi saling bertengkar, ketidakrukunan meningkat, toleransi antarsesama juga mulai luntur. Hal itu membuat keresahan terhadap warga setempat pula. Keadaan demikian jika terus berlanjut pastinya akan menimbulkan dampak yang berkepanjangan.

Baca Juga : Mie Ayam - Legenda Kuliner Sepanjang Masa

Lalu, sebenarnya harus bagaimana menyikapi keadaan tersebut? Bukannya manusia itu makhluk sosial?

Omong-omong ada yang tau engga apa itu makhluk sosial? ..?

Bukan makhluk sok sial lhoooo, tetapi makhluk yang saling bersosialisasi, berkomunikasi dengan baik dan saling tolong menolong.

Sebagai makhluk sosial, setidaknya kita bisa berbaur dengan masyarakat, meskipun tidak sering, tetapi tetap berusaha mengikuti kegiatan yang ada dalam masyarakat. Dengan adanya kita bisa berbaur dengan masyarakat bakal menjadikan nilai plus buat kita sendiri. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline