Lihat ke Halaman Asli

Yusuf Ari Bahtiar

Sabar iku ingaran mustikaning laku

Lapar, di Antara Keluhan dan Aksi Sosial Saat Pandemi Covid-19

Diperbarui: 18 April 2020   07:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

WA/Rum | dokpri

Langit menampakan awan putih yang indah, meliputi seluruh area wilayah kota kami. Di saat pandemi yang sedang melanda bumi pertiwi. Kekacauan dan rasa was-was menghampiri insan di setiap penjuru negeri. Penuh rasa kesal bahkan tak percaya pada intruksi terasa semakin kentara. Hidup menjadi pilu dan susah beraktivitas diluar sana. Setiap saat harus mengorbankan waktu di depan komputer, melakukan rutinitas dengan mengorbankan akses ke internet.

Di sisi lain masih ada kebaikan, di balik pandemi yang mengiringi perosotan ekonomi. Sentuhan para manusia yang ingin berbagi memberikan kabar nan indah. Merelakan sebagian dari harta yang dimiliki, guna menghidupi orang sekitar yang membutuhkan. Mengumpulkan donasi yang disalurkan untuk keperluan tenaga medis maupun warga terdampak.

Inilah keramahan dan solidaritas masyarakat Indonesia yang telah terpupuk dan menjadi tradisi. Meskipun tidak mengenal satu sama lain tetap semangat berbagi, menumbuhkan rasa kebahagiaan dan puas untuk diri sendiri maupun orang lain.

Namun, tak hanya itu, di sayap kiri, masih ada pula yang kurang puas dengan pemerintah. Mereka menyalurkan donasi namun dibarengi dengan embel-embel “ini harusnya pemerintah yang bagi-bagi, harus ada badan amal yang dikelola pemerintah”. Melihat celetukan itu rasanya ada hal yang kurang patut diucapkan. Sebaiknya, dalam beramal kita harus merasa ikhlas dan tanpa pamrih. Toh, semua yang kita lakukan akan kembali kepada kita semua.

Masyarakat kita beragam, banyak organisasi yang menaungi setiap insan. Badan amal juga sudah banyak, tinggal pengelolaannya saja dan cara distribusi. Pemerintah memiliki masalah yang kompleks, tak hanya memikirkan satu bidang. Masih banyak bidang yang harus ditangani. Lagipula, permasalahan di Indonesia juga tak hanya pandemi covid-19, tapi masih ada demam berdarah serta bencana lainnya.

Peran ormas, komunitas ataupun lainnya sangat dibutuhkan untuk membantu pemerintah mengatasi permasalahan pandemi. Dari berbagai media sudah kita ketahui bahwa  sudah banyak orang yang peduli terhadap masyarakat terdampak. Sepantasnya kita wajib bersyukur dan selalu mensupport pemerintah dan mematuhi anjuran yang diberikan.

Kekurangan yang ada itulah menjadi PR kita sebagai generasi penerus bangsa. Bagaimana juga, nantinya tongkat estafet perjuangan ini akan diserahkan kepada kita semua. Sebagai generasi yang melek teknologi, mari manfaatkan teknologi untuk pengembangan diri, membuat sesuatu yang lebih kreatif dan menarik untuk menyongsong masa depan. Karena kita tak akan pernah tahu, apa yang akan terjadi di masa yang akan datang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline