Surabaya, Kios tambal ban milik Bapak Achmad Yani atau sering disapa Bang Oni , buka pukul 09.00. Sebab, rutinitas masyarakat tidak lagi normal selama beberapa bulan terakhir akibat pandemic covid-19 .
Lapak Kios tambal ban Bapak Achmad Yani tidak seberapa besar, hanya menggunakan kendaraaan roda tiga dan berada di kios pinggir jalan tanpa bangunan, beralaskan karpet dan beratapkan terpal.
Biasanya bengkel Bapak Achmad Yani yang berlokasi di kawasan Surabaya, Jawa Timur ini sudah siaga menyambut pelanggan sejak pukul 08.00 WIB. Ia siap membantu pengendara yang kebetulan apes akibat mengalami ban bocor atau masalah lain pada kendaraan saat bepergian.
Kini Bapak Achmad Yani lebih banyak duduk-duduk santai, sesekali melamun memandangi lalu-lalang kendaraan di Jalan Kombes Pol M.Duryat , Surabaya.
"Sekarang jadi buka lebih siang. Kalau dulu jam Delapan pagi saya sudah siap, sekarang jam sembilan," kata Bapak Achmad Yani sembari mengenakan masker coklat.
Ia mengatakan selama pandemi pengendara makin jarang singgah ke kios untuk menggunakan jasanya, terlebih pada jam padat pagi hari. Bapak Achmad Yani paham saat ini akses masyarakat keluar rumah sudah dibatasi selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
"Makanya sekarang saya buka lebih siang. Biasanya dulu, pagi hari ada saja yang isi angin, entah ganti oli, terus tambal ban. Tapi sekarang ya mau bagaimana lagi," ucap Bapak Berusia 58 tahun ini.
Kondisi yang serba 'abnormal' membuat Bapak Achmad Yani sulit memenuhi kebutuhan keluarga. Penghasilan harian tak menentu. Yang jelas, jauh dari rata-rata pendapatan sebelum masa corona.
Beberapa kali dia mengeluhkan penghasilannya yang kini benar-benar tipis seperti ban motor yang kempis karena bocor. Di sisi lain, hanya usaha kios tambal ban ini yang bisa dia kerjakan untuk penghidupannya.
"Kalau ngomongin berapa, ya tidak seberapa lah. Kita ini kan cuma kerja ini. Tapi yang jelas turun jauh, ada kali berkurang lebih dari setengah," kata dia.