Bahasa jawa adalah bahasa yang paling sering digunakan oleh masyarakat Jawa dan tersebar hampir di seluruh pulau jawa. Mayoritas pengguna bahasa jawa adalah suku jawa yang bertempatan di pulau jawa itu sendri maupun di sebagian wilayah sumatra.
Bahasa jawa menjadi bahasa yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat jawa, khusunya di Jawa Tengah, DIY, dan Jawa Timur.
Selain itu bahasa jawa memiliki berbagai perbedaan dialek yang bergantung pada letak geografis dari penggunanya. Dialek tersebut seperti dialek Banyumas, dialek Mataram, dialek Semarang, dan dialek Jawa Timur. Perbedaan tersebut menjadikan bahasa jawa menjadi lebih kaya akan berbagai macam bentuk kata.
Baca juga : Eksistensi Bahasa Jawa di Era Abad 21
Contoh dalam dialek bahasa jawa seperti apabila dalam bahasa jawa dialek mataram penggunaan kata saya adalah aku, berbeda dengan bahasa jawa banyumas yang menggunakan inyong.
Perbedaan lain dalam dialek bahasa jawa yaitu kamu dalam dialek mataram adalah koe, maka berbeda dengan jawa timuran menggunakan koen. Perbedaan lain adalah apabila dalam dialek mataram dalam menyebutkan rasa dingin adalah adem, berbeda dengan dialek semarang yang menyebutnya dengan atis.
Baca juga : Penggunaan Bahasa Jawa di Era Globalisasi
Begitu banyaknya dialek dalam bahasa jawa menjadikan bahasa jawa menjadi bahasa yang menarik untuk dipahami. Karena bagaimanapun bahasa jawa adalah bahasa asli yang dimiliki oleh Indonesia, maka kita sebagai generasi muda yang khususnya berada di dalam masyarakat jawa haruslah bangga dengan bahasa jawa dan merawatnya.
Jangan sampai ada istilah "wong jowo lali jowone". Penggunaan bahasa Indonesia memang penting, namun bagaimanapun Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, bahasa, agama dan adat istiadat yang berbeda.
Baca juga : Eksistensi Majalah Bahasa Jawa ke Mana Sekarang Berlabuh?
Dengan adanya perbedaan tersebut Indonesia terbentuk, maka apabila keaslian dari bahasa lokal yang ditinggalkan hanya akan menjadikannya sebagai prasasti lama yang pernah tertulis.