Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta kurang satu hari lagi. Berdasarkan rapat pleno dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) tingkat Kabupaten/kota DKI Jakarta, Jumlah pemilih yang telah ditetapkan oleh KPU pada Sebanyak 7.264.749 masyarakat yang memiliki hak suara akan menentukan pilihan, dengan Tempat Pemungutan Suara (TPS) sejumlah 13.032. Jumlah ini lebih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah pemilih pada putaran pertama. Terkait alasan warga dalam menentukan sebuah pilihan tentu saja sangat beragam, seperti karena latar belakang calon, kinerja, figur dan lain sebagainya. Namun diantara beberapa alasan tersebut, rata-rata pemilih lebih cenderung menentukan pilihan kepada calon yang sudah terbukti melakukan kinerja yang baik.
Berbicara kinerja calon gubernur, jika dibandingkan antara Ahok dan Anies, secara nyata akan terlihat bahwa Ahok memiliki kinerja yang memang terbukti untuk kemajuan Jakarta, seperti:
Pertama, Ahok berhasil merealisasikan beberapa proyek yang mangkrak. Salah satunya adalah proyek MRT. Saya menangkap, bahwa Ahok menyadari betul kemacetan di Jakarta adalah momok jika tidak segera ditangani akan menjadi penyakit yang semakin akut. Oleh sebab itu, selain Transjakarta angkutan massal berupa MRT harus segera diwujudkan.
Kedua,Ahok mampu merubah wajah Kalijodo menjadi lebih beradab dan manusiawi. Sebagaimana kita ketahui, bahwa Kalijodo sebelum berubah menjadi RPTRA adalah kawasan lokalisasi. Sekarang kawasan ini menjadi lebih hijau dan lebih bermanfaat.
Ketiga,Ahok adalah sosok yang tegas. Harus diakui bahwa Jakarta butuh seorang pemimpin yang tanpa tedeng aling-aling. Berani berkata apa adanya dan tanpa tebang pilih.
Keempat,Ahok sosok pemimpin yang cinta kepada sesama manusia tanpa memandang latar belakang, etnis dan agama. Hal ini terbukti dengan diberangkatkannya ratusan Marbot DKI untuk pergi umroh, DAN an membangun masjid raya di Daan Mogot yang akhir-akhir ini diresmikan oleh Presiden Jokowi.
Bahkan, Karena kepiawaiannya dalam menekan semangat anti korupsi selama menjadi gubernur, Ahok mendapatkan penghargaan sebagai tokoh anti korupsi dari unsur penyelenggara negara dari Masyrakat Tranparansi Indonesia, KADIN dan Kementerian Negara Pemberdayaan Aparatur Negara pada tanggal 1 Februari 2007. Tidak Cuma itu, ia juga memperoleh penghargaan dari Tempo sebagai seorang tokoh yang berhasil mengubah Indonesia.
Beberapa bukti kinerja dan sebagian penghargaan tersebut diatas layak untuk dijadikan pertimbangan oleh segenap warga Jakarta, kenapa pada tanggal 19 April 2017 harus memilih Ahok untuk menjadi Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022. Selamat merayakan pesta demokrasi untuk warga Jakarta. Mari kita rayakan pesta demokrasi ini dengan riang gembira dan tanpa menciderai prinsip-prinsip demokrasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H