Lihat ke Halaman Asli

Selamat Idul-Coblosan - 9 April 2014

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selamat Idul-Coblosan - Minal aidin wal-faizin... Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang kembali kepada kesucian (dalam memilih) dan meraih kemenangan (dalam membangun bangsa).

Sama seperti Anda, saya pun belum punya pilihan yang memantapkan hati. Semua sepertinya sama saja (walau sesungguhnya tidak semua). Orang-orang yang menggebu-gebu minta dipilih itu tampak seperti orang-orang yang sulit dipercaya (sekali lagi, saya yakin tidak semuanya begitu). Perjalanan berbangsa telah membuktikan, ada yang tidak amanah, yang terlibat intrik, yang penuh tipu-tipu, yang berkonspirasi untuk kolusi dan korupsi, yang tak berintegritas, dan segala macam sebutan yang membuat hati miris.

Saya juga berprasangka, sebagian dari Anda merasa pesimis, skeptis bahkan apatis bahwa apakah coblosan ini ada gunanya. Namun saya meyakini bahwa tidak ada yang kebetulan terjadi di muka bumi Pertiwi ini tanpa sepengetahuan dan seperencanaanNya. Tuhan pun memberi kesempatan kepada pemilik sah Republik ini untuk membuat keputusan dan pilihan sulit. Maka libatkan Dia untuk kita membuat keputusan, lalu serahkan kepadaNya apa yang akan terjadi. Dia pasti akan bertanggung jawab.

Sempatkanlah berdoa sebelum coblosan: "Tuhan, kuingin suaraku adalah suaraMu, maka kunanti bisikan mesra suaraMu untuk coblosan ini". Biar selanjutnya Tuhan yang akan mengawal arah perjalanan suara kita, melalui apapun partai yang membawa amanah suara kita itu. Pasti akan menuju kebaikanNya.

Bagi yang muslim jika sempat, tunaikan sholat istikharah dua rakaat, demi kebaikan bangsa dan negara tercinta. Amin.

Kepedulian ini bukan untuk diri kita, sekali lagi bukan untuk saya atau Anda, bukan untuk partai apalagi calegnya, melainkan demi masa depan anak-cucu kita generasi Indonesia berikutnya. Jangan sampai kelak arwah kita harus berucap : "Maaf lahir-batin anak-cucuku. Aku pernah tidak peduli dengan generasi bangsamu".

Hiduplah Indonesia Raya...

@SaveNKRI

Jakarta, 8 April 2014
@yusuf_iskandar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline