Lihat ke Halaman Asli

Yu Suf

Wiraswasta

3 Dampak Buruk Kerusakan Daerah Aliran Sungai

Diperbarui: 31 Januari 2024   13:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Saat ini sebagian besar Daerah Aliran Sungai (DAS) di Indonesia, mengalami kerusakan parah bahkan cenderung kritis. Penyebab utamanya adalah adanya perubahan tata guna lahan (alih fungsi lahan) dan penggundulan hutan (degradasi hutan) sebagai konsekuensi dari pertambahan jumlah penduduk.

Hal ini diperparah dengan kurangnya kesadaran dari pemetintah, swasta maupun masyarakat terhadap pelestarian lingkungan Daerah Aliran Sungai (DAS).

Pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA) dan penebangan hutan secara berlebihan yang terjadi di hulu DAS juga disebabkan oleh pemberian izin penebangan yang tidak sesuai dengan aturan dan mekanisme yang ada. Mulai dari tahap pengawasan, pelaksanaan hingga fungsi kontrol, sehingga menimbulkan deforestasi yang memprihatinkan.

Fungsi utama Daerah Aliran Sungai (DAS) sebagai tangkapan air dan tata air berdasarkan siklus hidrologi, sangat vital untuk menjamin ketersediaan air tanah dan air permukaan mulai dari daerah hulu hingga hilir bagi manusia.

DAS juga berperan dalam menjaga lingkungan termasuk menjaga kualitas air, mencegah banjir saat musim hujan dan kekeringan saat musim kemarau, dan mencegah terjadinya erosi dan sedimentasi.

Vegetasi hutan di sekitar DAS juga memliki kemampuan menyerap karbon, mengatur iklim global, memasok oksigen di udara dan berpotensi sebagai wisata healing.

Kerusakan DAS akan memberikan dampak buruk bagi manusia, lingkungan, ekosistem dan habitat flora dan fauna. Berikut ini adalah beberapa dampak dari kerusakan DAS, yaitu :

1. Bencana Banjir dan Tanah Longsor

Berdasarkan kajian Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), kerusakan DAS menjadi salah satu pemicu utama penyebab bencana di Indonesia, dari mulai banjir hingga tanah longsor.

Uniknya, bencana hidrometeorologi (seperti banjir dan tanah longsor) merupakan bencana paling dominan di Indonesia, dengan porsi sebesar 80%.

Berdasarkan analisa BNPB, bahwa dampak ekonomi bencana tersebut mencapai rata-rata Rp 30 Triliun per tahun termasuk kerusakan infrastruktur. Analisa itu di luar kerugian akibat korban jiwa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline