Lihat ke Halaman Asli

Yusuf Adityas

Mahasiswa

Mengurangi Dampak Negatif Game Online dengan Pendidikan Islam Sejak Dini

Diperbarui: 28 Juni 2024   22:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di zaman yang modern ini, perkembangan internet sudah menjadi sangat pesat. Salah satu bentuk perkembangan internet yang sangat pesat ini yaitu dengan munculnya beragam game online yang dapat dengan mudah diakses oleh semua kalangan usia. Tak terkecuali anak-anak yang masih di bawah umur yang sudah diberikan akses gatget oleh orang tuanya, dapat dengan mudah mengakses game online kesukaannya yang diketahuinya dari media sosial atau dari teman-teman sebayanya.

Game online yang di download oleh anak-anak yang masih di bawah umur terkadang berisikan konten tentang kekerasan, seperti perkelahian, pertempuran, dan lain sebagainya. Dari adanya konten dalam game online berupa kekerasan yang sebenarnya tidak sesuai dimainkan oleh anak di bawah umur, maka akan menimbulkan dampak negatif bagi si anak tersebut. Yang kemudian dari adanya dampak negatidf tersebut dapat merusak perilaku anak sejak dini.

Dampak negatif dari game online diawali dengan adamya kecanduan terhadap game online yang dimainkan. Di mana seorang anak akan merasa kebutuhannya terpenuhi ketika bermain game tersebut, di mana seorang anak akan terus bermain sampai merasa puas, dan di mana seorang anak akan menjadikan game sebagai tempat pelarian ketika sedang merasa jenuh. Hal tersebut mengakibatkan ketergantungan pada anak yang di mana ketika sebuah keinginannya tidak dipenuhi atau dilarang oleh orang lain, anak tersebut akan merasa tertekan bahkan hingga marah.

Selain marah, perilaku negatif yang dapat muncul akibat anak kecanduan dengan game online yaitu anak akan mengucapkan kata-kata kasar, anak akan mengabaikan perintah dari orang tuanya ketika anak tersebut masih bermain game, anak akan lupa waktu karena terlalu asik bermain game. Beragam perilaku negatif yang muncul tersebut akan berakibat buruk terhadap perkembangan anak itu sendiri terutama berakibat pada pola tingkah laku terhadap orang di sekitarnya. Maka perlunya sebuah pencegahan terhadap dampak negatif game online pada anak.

Pencegahan yang harusnya dilakukan yaitu pendidikan yang berasal dari orang tua dari anak. Karena orang tua ataupun keluarga merupakan lingkungan pertama anak mendapatkan pendidikan. Bagaimana anak tersebut berperilaku dalam kehidupan sehari-hari, sudah semestinya dipantau oleh orang tua. Termasuk ketika anak tersebut menggunakan gatget nya untuk bermain game, disitulah fungsi dari orang tua memberikan pendidikan bagi anak agar tidak kecanduan.

Pendidikan yang dapat diberikan kepada anak untuk mengurangi kecanduan bermain game online yang akan berdampak negatif yaitu dengan pendidikan Islam. Pendidikan Islam bagi anak merupakan pendidikan yang diberikan kepada anak terkait bagaimana menjalani kehidupan sehari-hari yang berlandaskan dengan Al-Qur'an dan Sunnah.  Tujuan dari pendidikannya yaitu agar anak memiliki sebuah rasa kesadaran terkait tanggung jawab, jujur, sopan santun dan nilai-nilai Islam lainnya, yang kemudian diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dan dapat memberikan manfaat bagi sang anak baik di dunia maupun di akhirat.

Dalam kasus mencegah dampak negatif dari game online, pendidikan Islam bagi anak sangat perlu ditanamkan sejak dini, dan orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam penyampaian pendidikan Islam tersebut. Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan Islam pada anak sejak dini guna mencegah dampak negatif game online di antaranta sebagai berikut:

Pertama, yaitu dengan cara keteladanan. Dalam hal ini orang tua memberikan sebuah contoh yang baik bagi anak sebelum menyuruh anak melakukannya. Saat kecil anak merupakan peniru yang baik, maka baiknya orang tua membiasakan ketika di depan anaknya, misal dengan mengurangi untuk menggunakan gatget dan dialihkan dengan membaca Al-Qur'an atau pun sekedar mendengarkan ayat-ayat suci Al-Qur'an. Selain itu dalam berperilaku hendaknya mencontohkan dengan perilaku yang sopan dan santun terhadap orang lain agar anak mencontohnya.

Kedua, dengan cara pembiasaan. Anak diberikan pembiasaan sejak dini terkait nilai-nilai pendidikan Islam. Memberikan sebuah pembiasaan kepada anak misalnya sholat lima waktu, mengaji setelah maghrib dan lain sebagainya. Dengan pemberian kebiasaan yang baik dari orang tua kepada anaknya secara terus-menerus, maka seiring dengan berjalannya waktu anak akan melakukan hal tersebut secara sadar tanpa ada perintah, karena sudah tertanam dalam diri anak tersebut kebiasaan yang selama ini ia lakukan maka akan ia lakukan juga kedepannya.

Ketiga, dengan pemberian nasihat. Orang tua berperan aktif juga dalam hal ini karena setiap perilaku anak merupakan kewajiban orang tua untuk senantiasa mengingatkan ketika anak melakukan hal yang tidak baik. Pemberian nasihat ini sebagai pendukung cara-cara yang lain dalam menyampaikan pendidikan Islam kepada anak. Sampaikanlah nasihat dengan cara yang lembut kepada anak ketika masih kecil, agar anak tidak merasa dimarahi dan tidak merasa tertekan.

Keempat, dengan cara perhatian. Perilaku dan tumbuh kembang dari setiap anak haruslah diperhatikan oleh orang tuanya. Bagaimanapun anak adalah tanggung jawab dari orang tuanya. Perhatikan bagaimana psikologis, pergaulan, kecerdasan, dan spiritual anak. Seorang ibu dengan lemah lembutnya memiliki tugas untuk memberikan perhatian berupa kasih sayang. Dan seorang ayah bertugas sebagai role model bagi sang anak, sebagai seorang pendukung, dan juga sebagai seorang yang dapat mempersiapkan anak-anaknya untuk masa depan mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline