Lihat ke Halaman Asli

Kucumbu Tubuh Indahku (2018), Memenangi Banyak Penghargaan Tapi Ditarik dari Peredaran Film?

Diperbarui: 16 September 2022   14:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Bagi sebagian orang, film Kucumbu Tubuh Indahku (2018) mungkin jarang didengar atau bahkan tidak pernah menonton film ini. Film ini merupakan salah satu film yang disutradarai dan ditulis oleh Garin Nugroho, serta diproduseri oleh Ifa Isfansyah

Film ini menjadi salah satu karya anak-anak Indonesia yang memenangi beberapa penghargaan. 

Festival Film Tempo (kategori Film Pilihan), Venice Independent Film Critic, Asia Pasific Screen Awards, Festival Film Indonesia (kategori Film Cerita Panjang Terbaik), merupakan beberapa penghargaan yang didapatkan oleh film Kucumbu Tubuh Indahku (2018). Sebenarnya masih banyak lagi penghargaan yang dicapai oleh film ini. 

Walaupun film ini merupakan film bergenre drama, film ini juga bisa dimasukan kedalam film bergenre LGBT.

Sebenarnya film ini menceritakan apa sih? Film ini menceritakan tentang penari Lengger yang menjadi gemblak seorang warok dalam tradisi klasik penari Reog.

Bisa dibilang film ini memiliki genre yang cukup berbeda dari yang lainnya. Hal tersebut dikarenakan film ini awalnya merupakan genre drama, kemudian ada penambahan genre LGBT di dalamnya, akan tetapi film ini menceritakan kisah hidup sang penari ini yang bisa mengarah ke film dokumenter.

Film ini dibagi menjadi beberapa babak yang mengisahkan perjalanan hidup Juno (kanak-kanak, remaja, dan juga dewasa). Babak pertama menceritakan tentang masa kecil Juno yang hidup sendirian tanpa kehadiran orang tuanya. 

Desa tempat tinggal Juno tinggal memang terkenal dengan kesenian Tari Lengger (penari pria yang berpakaian seperti wanita). Maka dari itu Juno sangat ingin berlatih tarian ini. Akan tetapi ajaran yang diberikan oleh gurunya lebih ke arah dan bernada seksual.

Babak kedua dalam film ini menceritakan kepindahan Juno ke rumah bibinya dan menemukan bakat tersembunyi (memeriksa kesuburan ayam). Kemudian Juno mendapat guru tari wanita yang baik, akan tetapi guru Juno dianggap telah bertindak asusila karena meminta Juno untuk meraba dadanya. 

Babak ketiga dan keempat menceritakan perjalanan Juno dalam dunia tari. Ada banyak perlakukan seksual yang dialami oleh Juno selama masa transisi dari remaja ke dewasa. Dan pada akhirnya berjaya menjadi penari tetap dalam kelompok tari Juno. 

Walaupun film ini menceritakan perjalanan kisah hidup dari Rianto dan memenangi beberapa penghargaan, film ini dilarang tayang di beberapa kota di Indonesia. Bahkan penayangannya bisa dibilang hanya sebentar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline