Lihat ke Halaman Asli

Dampak Riba dalam Bunga Bank

Diperbarui: 15 September 2023   00:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Sistem perbankan modern telah mengintegrasikan dirinya ke dalam kehidupan sehari-hari masyarakat global. Salah satu aspek yang sering dibahas dalam konteks perbankan adalah konsep riba dalam bunga bank. Riba adalah tambahan uang atau bunga yang dikenakan oleh bank kepada peminjam sebagai imbalan atas pinjaman yang diberikan. Dalam artikel ini akan membahas dampak dari riba dalam bunga bank, yang mencakup implikasi sosial, ekonomi, dan individu.

Implikasi Sosial

  • Kesenjangan Sosial: Salah satu dampak sosial utama dari riba dalam bunga bank adalah terciptanya kesenjangan sosial. Orang-orang dengan tingkat pendapatan rendah cenderung terjebak dalam siklus utang yang sulit dikeluarkan karena mereka harus membayar bunga yang tinggi. Sementara itu, mereka yang lebih mampu finansial dapat mengakses pinjaman dengan tingkat bunga yang lebih rendah.
  • Ketergantungan pada Utang: Riba dapat mendorong individu dan keluarga untuk bergantung pada utang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Ini dapat memicu masalah keuangan jangka panjang dan mengurangi kemampuan untuk menyimpan dan berinvestasi.

Implikasi Ekonomi

  • Stagnasi Ekonomi: Tingkat bunga bank yang tinggi dapat menghambat pertumbuhan ekonomi. Individu dan bisnis yang harus membayar bunga yang tinggi pada utang mereka mungkin memiliki lebih sedikit uang untuk menghabiskan atau berinvestasi dalam usaha produktif. Hal ini dapat menghambat pertumbuhan konsumsi dan investasi yang diperlukan untuk mendorong ekonomi.
  • Risiko Sistemik: Ketika banyak individu atau perusahaan terlilit utang dengan bunga yang tinggi, ada potensi risiko sistemik di mana gagalnya satu entitas keuangan dapat memicu efek domino dan mengancam stabilitas sistem perbankan secara keseluruhan.

Implikasi Individu

  • Tekanan Keuangan: Individu yang harus membayar bunga yang tinggi mungkin mengalami tekanan keuangan yang signifikan. Ini dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan bahkan masalah kesehatan mental.
  • Konflik Moral dan Agama: Bagi beberapa individu, membayar atau membebankan bunga dalam sistem bunga bank bertentangan dengan nilai-nilai moral atau agama mereka. Ini bisa menciptakan konflik batin yang serius.
  • Keterbatasan Akses Keuangan: Bagi mereka yang dianggap berisiko tinggi oleh lembaga keuangan, tingkat bunga yang lebih tinggi mungkin menjadi penghalang untuk mengakses pinjaman yang dibutuhkan untuk pendidikan, perumahan, atau usaha bisnis.

Dampak dari riba dalam bunga bank mencakup implikasi sosial, ekonomi, dan individu yang signifikan. Diskusi tentang bagaimana mengurangi atau mengatasi dampak negatif ini terus berlanjut, dengan upaya untuk mencari solusi yang memadukan kebutuhan keuangan dengan nilai-nilai etis dan sosial. Beberapa alternatif seperti perbankan syariah telah muncul sebagai upaya untuk menghindari riba dan mempromosikan keadilan keuangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline