Lihat ke Halaman Asli

Universitas Airlangga Telah Menyiapkan Vaksin untuk Covid-19, yang Dinamakan "Vaksin Merah Putih"

Diperbarui: 16 Juni 2022   11:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pandemi Covid-19 sudah melanda dunia selama satu tahun lebih. Berbagai upaya telah dilakukan guna menghambat penyebaran virus yang mampu menyerang saluran pernafasan bawah manusia ini. Para peneliti bekerja keras untuk mencari obat dan vaksin untuk melindungi manusia dari serangan SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.
Vaksin tersebut berfungsi untuk membentuk kekebalan tubuh terhadap penyakit tertentu dengan cara membuat tubuh mengenali virus. Pemberian vaksin secara massal akan membentuk kekebalan kelompok atau herd immunity.
 
Saat ini "Vaksin Merah Putih dikembangkan oleh enam lembaga yaitu Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dengan Protein rekombinan fusi, Universitas Airlangga mengembangkan Adenovirus dan Adeno-Associated Virus-Vector Based & Peptide Vaccine, Institut Teknologi Bandung dengan Adenovirus, Universitas Gajah Mada dengan pengembangan protein rekombinan, Universitas Indonesia dengan DNA, mRNA, Virus-Like-Particles dan Lembaga Eijkman mengembangkan Platform Subunit protein rekombinan  mamalia based dan yeast based."
 
Kebutuhan vaksin Covid-19 menurut saya masih  sangat tinggi. Hal tersebut membuat pengembangan Vaksin Merah Putih sangat dibutuhkan dan perlu diproduksi cepat.
Izin penggunaan darurat (EUA) bagi Vaksin Merah Putih hasil riset Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, ditargetkan terpenuhi pada semester pertama 2022.
 
Vaksin merah putih yang diproduksi oleh universitas airlangga (UNAIR) telah mencapai tahap dua. Di tahap dua ini para peneliti Unair telah menyuntikan vaksin itu ke 15 ekor makaka. Tetapi Jumlah itu masih dibawah target uji praklinik tahap dua yang mestinya dilakukan ke 30-an ekor makaka. Meski sudah sempat meminta bantuan IPB ( Institut Pertanian Bogor) Tetapi yang menjadi penghambat, unair karena tidak memiliki kandang khusus BSL 3 sebagai tempat uji coba puluhan hewan tersebut. Karena kandang BSL 3 amat sangat penting guna uji praklinik vaksin. Kandang tersebut sudah didesain khusus agar puluhan hewan tidak bisa saling berinteraksi satu sama lain. Dan agar saat penyuntikan hewan bisa dilakukan dengan lancar.
 
Dari penelitian tentang Vaksin Merah Putih masih banyak menuai pro dan kontra, hal ini disebabkan oleh pandangan masyarakat. Terkadang masyarakat merasa obat-obatan atau vaksin yang diproduksi negara-negara Amerika lebih terpercaya. Dengan permasalahan seperti ini menjadikan negara kita sulit untuk lepas dari pandemi Covid-19 ini. Terlihat dari masalah penelitian vaksin yang masih kurang diperhatikan oleh pemerintah dalam berbagai aspek menjadi salah satu faktor penghambat.
Dari data-data yang sudah saya baca mengenai prolematika Vaksin Merah Putih yang sedang dikembangkan oleh Universitas Airlangga. Informasi yang bisa saya dapatkan adalah vaksin tersebut masih dalam tahap pengujian kedua. Menurut saya sebagai mahasiswa, vaksin merah putih perlu dikembangkan guna menekan angka penyebaran Covid-19.
 
Menurut saya pandangan masyarakat tentang vaksin yang baru saja dikemabangkan masih terlihat seperti hal yang baru  dan merasa takut untuk menerima segala jenis vaksin yang telah diberikan oleh pemerintah, meskipun vaksin tersebut telah diwajibkan.
Sebagai mahasiswa yang paham tentang pentingnya vaksinasi guna melawan virus Covid-19 ini, kita bisa mengedukasi masyarakat atau juga bisa dimulai dari lingkungan terkecil seperti keluarga kita sendiri. Terutama diwilayah pedesaan harus mendapatkan perhatian lebih dari pihak pemerintahan, karena masyarakat di pedesaan umumya kurang mendapat edukasi mengenai bahaya virus Covid-19 dan pentingnya pemberian vaksinasi. Hal ini disebabkan karena kurangnya pemerataan fasilitas yang diberikan pemerintah tentang kesehatan.
Menurut saya, Vaksin Merah Putih perlu dikembangkan karena Indonesia harus bisa menciptakan opsi lain untuk menekan angka penyebaran Covid-19. Mahasiswa juga memiliki peran penting dalam permasalahan ini. Mahasiwa bisa berperan sebagai pemberi edukasi pada masyarakat mengenai Vaksin Merah Putih yang sedang dikembangkan oleh Universitas Airlangga. Karena menurut saya mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa memiliki peran penting dalam menekan angka penyebaran Covid-19 di Indonesia.
 
Masalah yang dialami mahasiswa dengan adanya kondisi seperti ini adalah kami tidak bisa melakukan kegiatan perkuliahan seperti pada umumnya. Semua kegiatan tergantikan menjadi kegiatan online atau menggunakan media sosial. Berbagai tantangan baru pun harus kami hadapai di tengah pandemi ini. Sebagai mahasiswa juga saya memiliki pandangan yang khusus terhadap penelitian Vaksin Merah putih ini. Menurut saya, Vaksin ini juga akan membawa titik terang untuk pandemi Covid-19 yang memiliki kasus positif terbanyak di Indonesia. Pemerintah maupun lembaga-lembaga penelitian non-pemerintah hendaknya bisa ikut aktif dalam penelitian Vaksin Merah Putih ini.
Dengan adanya Vaksin Merah Putih juga bisa menjadikan negara kita tidak ketergantungan dengan negara lain dan membuktikan bahwa negara kita juga bisa mengatasi masalah pandemi yang selama 2 tahun ini menyerang negara kita. Vaksin Merah Putih yang bisa lolos berbagai uji penelitian juga akan menjadi kebanggan tersendiri bagi negara kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline