Rangkaian El Clasico akhirnya usai (untuk saat ini). Jika suatu saat nanti, anak atau cucu kita bertanya apa yang diingat dari serial bersejarah ini. Jawabannya mungkin perselisihan, permainan keras, akting, faking, kecurangan, saling serang, propaganda, dan hal buruk lainnya.
El clasico sendiri memang selalu berpotensi menimbulkan intrik, namun tak ada yang menyangka bakal separah ini. Ketika dua klub besar dunia berduel, harapannya tentu akan tersaji sebuah laga yang berkelas. Apa yang disuguhkan justru jauh dari kata itu.
Tapi, apakah seburuk itu? Tidak juga. Mengecewakan memang, namun itulah sepakbola, kadang memuaskan, kadang sebaliknya. El clasico boleh dibilang buruk dan mengecewakan, namun masih ada yang sama buruk dan mengecewakan, bahkan lebih.
Di antara hal-hal yang negatif, tentu ada sisi positifnya, sisi yang justru layak dikedepankan ketimbang membesarkan kejelekan. Mutiara yang terpendam dalam lumpur tetaplah mutiara. Begitupun el clasico, masih ada hal baik di antara keburukan, tak semuanya negatif. Berikut di antaranya:
Eric Abidal
Setelah menjalani operasi pengangkatan tumor, Eric Abidal kembali ke lapangan. Melihat Abidal kembali sehat dan tampil, serta sambutan yang didapatnya merupakan kabar gembira bagi seluruh pecinta sepakbola.
Lionel Messi
Dia mencetak salah satu gol terbaik di Liga Champions. Banyak yang beranggapan, jika Pepe tak diusir wasit, Messi tak akan bisa mencetak gol tersebut. Well, tak ada yang tahu hal itu bukan? Mungkin saja begitu, mungkin juga tidak.
Yang pasti, gol itu tercipta. Dan, tak mudah bisa mencetak gol semacam itu. Messi pun bukannya sama sekali tak mendapat hadangan kala mencetak gol tersebut. Sebagai catatan, ini bukan pertama kali Messi mencetak gol seperti itu.
Banyak yang mengatakan, Messi memang banyak mencetak gol, tapi apakah dia bisa melakukannya di liga lain? Hmmm, jawabannya, cukup dengan pertanyaan: bagaimana dengan Liga Champions?
Iker Casillas