Hanya mampu mempersembahkan Copa del Rey, dipermalukan pada jilid pertama el clasico, didepak dari Liga Champions oleh rival sejati, menerapkan taktik yang tak sejalan dengan tradisi klub, dianggap mencoreng kebesaran klub lewat komentar-komentarnya, dikecam oleh sang legenda Alfredo di Stefano dan Zinedine Zidane, dan lain sebagainya menjadi alasan munculnya rumor soal masa depan Jose Mourinho di Real Madrid.
Tak sedikit yang mempertanyakan apakah Mourinho masih spesial. Banyak yang mengatakan, di Madrid Mou tak bisa berbuat semaunya. Apalagi, Presiden Florentino Perez dikenal tak sabaran dan mudah saja memecat pelatih.
Madrid memang tak seperti klub lain. Tapi, Mourinho juga bukan pelatih biasa. Dibandingkan pelatih-pelatih Madrid yang dulu dipecat Perez, Mourinho sedikit berbeda. Kebanyakan pelatih yang dipecat Madrid sudah tak lagi mendapat dukungan dari klub dan publik Madrid sekalipun sudah menyumbang trofi.
Bagaimana dengan Mourinho yang hanya menyabet Copa del Rey dan memicu masalah dengan UEFA? Mourinho mendapat dukungan penuh dari klub, presiden, dan publik. Bahkan, Perez menyebut apa yang dilakukan Mourinho di Liga Champions demi kehormatan klub.
Mungkin masih ada yang ingat saat periode awal Mourinho menjadi pelatih Madrid. Kala itu, Mourinho mengatakan, timnya baru akan mencapai kondisi puncak pada musim kedua. "Saya selalu bilang, tim saya baru berada di puncak penampilan pada musim kedua. Kebetulan, mereka (klub yang penah ditanganinya) selalu bisa memenangi sesuatu di musim pertama. Saya harap itu juga akan terjadi di Madrid," ujar Mourinho kala itu.
Kalimat itu, kembali dikemukakan Mourinho pada awal tahun dan April lalu. Ya, Mourinho sudah mewanti-wanti publik Madrid agar bersabar dan tak mengharapkan hasil instan. Dan, sepertinya apa yang dikatannya terbukti, Madrid tampil tak maksimal dan hanya meraih satu trofi.
Dalam beberapa bulan terakhir, hubungan Mourinho dengan klub semakin erat. Bisa dikatakan, Mourinho memiliki kekuatan yang tak dimiliki pelatih sebelumnya. Sebagai contoh, akhir tahun Mourinho berselisih dengan Direktur Umum Jorge Valdano soal penambahan penyerang di tengah musim. Hasilnya, Mourinho menang dan mendapatkan Emmanuel Adebayor. Selain itu, presiden pun mengabulkan permintaan Mourinho menjadikan Zidane sebagai penasihat. Dengan adanya Zidane, Mourinho pun lebih leluasa berkomunikasi langsung dengan presiden tanpa melalui Valdano. Dengan kata lain, wewenang Valdano dipangkas.
Ya, Perez yang tak sabaran itu kini mulai mengubah pendekatan dengan sang pelatih. Dia tahu, Mourinho berbeda dengan pelatih sebelumnya. Mourinho akan berbicara blak-blakan jika ada yang tak disukainya. Dia tak memiliki rasa takut selama itu dinilainya benar.
Lewat sebuah acara makan malam bersama Perez beberapa waktu lalu, Mourinho meminta dukungan penuh dari klub. Dukungan tanpa syarat demi kesuksesan klub.
Saat ini, seperti yang terlihat, Mourinho mendapat dukungan penuh dari klub dan publik. Ya, publik Madrid yang kritis itu mendukung Mourinho. Bayangkan, jika pelatih lain menggunakan taktik yang jauh dari kata indah, sudah dipastikan seluruh isi Santiago Bernabeu akan melambaikan sapu tangan putih, tanda kecewa. Tapi, kemarin, tak ada satupun lambaian sapu tangan putih.
Di Madrid wacana soal masa depan Mourinho nyaris tak terdengar. Yang muncul justru kabar tentang rencana Mourinho mendatangkan beberapa pemain baru. Ada beberapa nama yang muncul seperti Nuri Sahin, Hamit Altintop, dan Jose Callejon. Mourinho pun berniat untuk melepas beberapa pemain seperti Jerzy Dudek, Pedro Leon, Sergio Canales, dan Fernando Gago. Bahkan, kabarnya Madrid pun siap melepas Ricardo Kaka jika ada penawaran yang pas.